Jumlah Pemilih Lebih Dari Cukup, Biden Resmi Memenangkan Pemilu AS

- 15 Desember 2020, 10:20 WIB
Joe Biden.
Joe Biden. / Instagram.com/@joebiden

PORTAL PROBOLINGGO - Setelah penghitungan suara secara resmi di semua negara bagian dilaporkan, Electoral College akhirnya secara resmi memilih Joe Biden pada hari Senin, 14 Desember 2020 sebagai presiden ke-46 AS.

Biden memperoleh mayoritas elektoral yang solid dengan 306 suara dan mengonfirmasi kemenangannya dalam pemilihan bulan lalu.

Keamanan di beberapa negara bagian ditingkatkan saat para perwakilan kandidat terpilih bertemu pada hari yang ditetapkan oleh undang-undang federal untuk melakukan pemilihan.

Baca Juga: Tak Disangka! Ini Manfaat Yakult yang Luar Biasa untuk Tanaman Hias dan Tanaman Buah

Para pemilih mengumpulkan surat suara dalam pertemuan dengan masker, menjaga jarak, dan protokol kesehatan lainnya sesuai urutan hari.

Hasilnya kemudian dikirim ke Washington dan dihitung dalam sesi bersama Kongres 6 Januari dengan Wakil Presiden Mike Pence yang akan memimpin.

Klaim penipuan tak berdasar oleh Trump tak mendapat tempat dalam proses ini karena ternyata tak ada perubahan berarti dalam suara elektoral dan suara populer (pilpres).

Baca Juga: Status Merapi Masih Level III Siaga, Sebanyak 286 Pengungsi Tetap Memutuskan untuk Pulang

Biden dengan mudah mengalahkan Trump yang memiliki 232 suara elektoral. Partai Demokrat telah menduduki puncak Partai Republik petahana dengan lebih dari 7 juta suara populer di seluruh negeri.

Biden dalam sambutannya mengatakan bahwa pemilu yang bertujuan untuk keberlangsungan AS telah usai dan siapa pun yang terpilih, tataplah rakyat AS pemenang sesungguhnya.

"Jadi, sekarang saatnya membuka halaman baru. Untuk bersatu. Untuk menyembuhkan," lanjut Biden.

Baca Juga: 15 Kutipan Kata Bijak Emha Ainun Nadjib tentang Nilai Ketuhanan

Biden kemudian kembali berjanji untuk menjadi presiden bagi semua orang Amerika, bagi yang memilihnya atau tidak saat pemilu, dan mengatakan negara itu butuh kerja keras untuk mengatasi pandemi dan gejolak ekonomi.

Namun demikian, sejauh ini tidak ada konsesi dari Gedung Putih setelah Trump yang terus membuat tuduhan penipuan yang tidak didukung.

Menurut beberapa staf Gedung Putih dan juru kampanye, Trump tetap berada di Oval Office setelah petang hari di Washington, memanggil sekutu dan sesama anggota Partai Republik sambil melacak penghitungan Electoral College.

Baca Juga: Masa Darurat Gunung Api Semeru Diperpanjang, Sekda Kabupaten Lumajang Berikan Alasan Ini

Presiden semakin tidak puas dengan besarnya unjuk rasa "Stop The Steal" di seluruh negeri serta upaya GOP untuk memasukkan daftar kandidat terpilihnya sendiri dalam pemilihan negara bagian.

Pada hari Senin di Arizona, Georgia, Michigan, Nevada, Pennsylvania dan Wisconsin, para kandidat terpilih memberikan suara mereka kepada Biden dan Wakil Presiden terpilih Kamala Harris dalam proses yang sederhana.

Upaya Trump untuk merusak hasil pemilu juga menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan para pemilih, yang hampir tidak pernah terdengar di tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga: 5 Tips Sederhana Merawat Aglaonema agar Cepat Tumbuh, Nomer 4 Jarang Diketahui Orang

Di Michigan, anggota parlemen dari kedua belah pihak dilaporkan menerima ancaman yang membuat kantor legislatif ditutup karena ancaman kekerasan.

Bahkan dengan konfirmasi dari Electoral College atas kemenangan Biden, beberapa anggota Republik terus menolak untuk mengakui kenyataan itu.

Namun penentangan mereka terhadap Biden tidak menimbulan efek praktis pada proses pemilihan dan Biden akan tetap dilantik bulan depan.

Anggota Partai Republik yang akan menjadi kandidat pemilih Trump bertemu di beberapa negara bagian yang dimenangkan Biden.

Baca Juga: Tata Cara Melaksanakan Shalat Dalam Kendaraan atau Sedang Dalam Perjalanan

Anggota Partai Republik Pennsylvania mengatakan mereka memberikan pemungutan suara prosedural untuk Trump dan Pence jika pengadilan yang telah berulang kali menolak tantangan untuk kemenangan Biden entah bagaimana masih menentukan bahwa Trump telah menang.

Mantan Presiden Bill Clinton dan mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, yang dikalahkan Trump empat tahun lalu, termasuk di antara 29 pemilih New York untuk Biden dan Harris.

Setelah berminggu-minggu gugatan hukum Partai Republik yang dengan mudah ditolak oleh hakim, Trump dan sekutu Partai Republik akhirnya mencoba membujuk Mahkamah Agung pekan lalu untuk menyisihkan 62 suara elektoral untuk Biden di empat negara bagian.Baca Juga: Absen Jadi Juri, Anji Malah Sindir Kebiasaan Orang di Media Sosial

Permintaan itu pun dengan serta merta ditolak pada Jumat, 11 Desembr 2020 lalu.

Electoral College merupakan hasil diskusi selama penyusunan Konstitusi antara mereka yang memilih presiden dengan suara populer dan mereka yang menentang pemberian kekuasaan kepada rakyat untuk memilih pemimpin mereka secara langsung.

Setiap negara bagian mendapatkan jumlah pemilih yang sama dengan jumlah total kursi di Kongres yaitu dua senator plus berapa pun jumlah anggota yang dimiliki negara bagian di Dewan Perwakilan Rakyat.***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: AP News


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini