PORTAL PROBOLINGGO - Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dan tokoh lainnya telah ditangkap oleh militer tentara dalam penggerebekan dini hari, Senin, 1 Februari 2021.
Juru bicara partai yang berkuasa di Myanmar, Myo Nyunt mengatakan Suu Kyi, Pemimpin Negara, Win Myint dan para pemimpin lainnya telah ditangkap pada dini hari.
Termasuk anggota Komite Eksekutif Pusat Partai, anggota parlemen dan anggota kabinet daerah juga ditahan.
Baca Juga: BTS Menang Lagi! Berikut Ini Daftar Pemenang di Seoul Music Awards 2021
Myo Nyunt mengatakan penangkapan para pemimpin Myanmar itu diduga sedang melakukan kudeta militer.
Sejak senin dini hari, akses telepon dan internet ke ibu kota Naypyitaw terputus.
Sehingga Partai Liga Nasional Demokrat untuk Suu Kyi tidak dapat dihubungi untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Baca Juga: Ayo Segera Ambil Hadiahnya, Kode Redeem Mobile Legends 1 Februari 2021
Suu Kyi yang berusia 75 tahun adalah politisi paling berkuasa di negara Myanmar
Suu Kyi sangat dikenal karena menjadi pemimpin perjuangan tanpa kekerasan selama puluhan tahun melawan pemerintahan militer.
Partai Suu Kyi merebut 396 dari 476 kursi di gabungan majelis rendah dan atas Parlemen dalam pemungutan suara November 2020 lalu.
Baca Juga: Sering Was-was Diganggu Setan? Usir dengan Ayat Kursi, Ini Penjelasannya
Tetapi militer memegang 25% dari total kursi di bawah konstitusi yang dirancang militer 2008 dan beberapa posisi kementerian penting juga dicadangkan untuk militer.
Pihak militer, yang dikenal sebagai Tatmadaw, menuduh adanya kecurangan suara besar-besaran dalam pemilu.
Namun tuduhan tersebut gagal memberikan bukti. Sehingga Komisi Pemilihan Umum menolak tuduhan tersebut.
Baca Juga: Rekomendasi 12 Jenis Tanaman Hias Gantung, Lengkap dengan Harganya
Juru bicara militer, Mayjen Zaw Min Tun mengatakan bahwa panglima militer Min Aung Hlaing, orang paling kuat di Myanmar telah menunjukkan ketidakjujuran dan ketidakadilan selama pemilihan umum.
Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab dugaan kudeta myanmar.
Dilansir PORTAL PROBOLINGGO dari laman APnews, bahwa negara lain seperti Amerika Serikat dan Australia prihatin dengan adanya laporan tersebut dan mendesak militer Myanmar untuk menghormati supremasi hukum.
Baca Juga: PT. SBB OPPO Manufacturing Indonesia Buka Lowongan Untuk Minimal D3, Cek Persyaratannya
"Amerika Serikat khawatir dengan laporan bahwa militer Burma, Myanmar telah melakukan langkah yang merusak transisi demokrasi negara itu, termasuk penangkapan penasihat negara Aung san Suu Kyi dan pejabat sipil lainnya," kata juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki saat di Washington.
Dia menambahkan bahwa Joe Biden telah diberitahu tentang perkembangan yang dilaporkan.
"Amerika serikat menentang segala upaya untuk mengubah hasil pemilu atau menghalangi transisi demokrasi Myanmar, dan akan mengambil tindakan pada mereka yang bertanggung jawab jika langkah-langkah ini tidak dibatalkan," Tegasnya.
Baca Juga: Bosan Jomblo? Coba Cari Jodohmu di 4 Aplikasi Biro Jodoh Terbaik ini
Australia juga menyerukan pembebasan Suu Kyi dan tokoh lainnya yang dilaporkan telah ditahan. Hal ini disampaikan oleh Meteri Luar Negeri Australia, Marise Payne.
"Kami sangat mendukung berkumpulnya kembali Majelis Nasional secara damai, sesuai hasil pemilu November 2020," tambahnya.***
Artikel Rekomendasi