Retno mengatakan dia melakukan komunikasi "intensif" dengan kedua belah pihak, termasuk anggota parlemen yang digulingkan, yang dikenal sebagai Pyidaungsu Hluttaw.
Anggota kelompok anggota parlemen, Komite yang Mewakili Pyidaungsu Hluttaw (CRPH), tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Sebuah laporan Reuters minggu ini mengutip sumber yang mengatakan bahwa Indonesia mengusulkan agar anggota ASEAN mengirim pengawas untuk memastikan para jenderal menepati janji mereka untuk pemilihan baru yang adil.
Upaya mediasi ini menambah kecurigaan di antara beberapa aktivis pro-demokrasi, bahwa intervensi Indonesia akan menggagalkan tuntutan mereka agar pemilu tahun lalu harus tetap dilaksanakan.
Militer belum memberikan kerangka waktu untuk pemilu baru yang dijanjikannya, meskipun militer memberlakukan keadaan darurat selama satu tahun ketika merebut kekuasaan.
Sejumlah pengunjuk rasa berkumpul di luar kedutaan besar Thailand di kota utama Yangon dengan tanda bertuliskan: 'Hormati suara kami' dan 'Kami memilih NLD'.
"Menteri luar negeri kami adalah Aung San Suu Kyi," teriak para pengunjuk rasa, mengacu pada jabatan yang dia pegang di pemerintahan yang dia pimpin setelah memenangkan pemilu 2015 secara telak.
Retno tidak menyinggung soal pemilu, namun mengatakan bahwa Indonesia menekankan "pentingnya proses transisi demokrasi yang inklusif". “Kita butuh kondisi yang kondusif, berupa dialog, rekonsiliasi, trust building,” ujarnya. "Indonesia akan bersama rakyat Myanmar." ***
Artikel Rekomendasi