"Dia menganggap kaligrafi itu terlalu panjang dan sulit untuk ditampilkan kepada pemirsa, jadi dia memotongnya menjadi dua," kata Ho Chun-tung, petugas polisi.
Dia mengatakan hal itu kepada wartawan setempat pada beberapa hari yang lalu.
Dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari New York Times, mengenai seorang pria yang diduga membeli gulungan hasil curian itu.
Baca Juga: Mengenal Sigarar Utang, Varietas Kopi Yang Berasal dari Hutang
Pihak kepolisian belum bisa memastikan apakah orang tersebut mengetahui bahwa barang beliannya asli atau tidak.
“Dia tahu keaslian atau nilai kaligrafi adalah sesuatu yang harus terus kami selidiki,” tambahnya.
Polisi mengatakan dapat selesaikan kasus ini atas bantuan salah seorang sopir taksi yang telah memberikan informasi.
Baca Juga: Rektor UGM Apresiasi UU Cipta Kerja, BEM Sampaikan Rasa Kecewa
Saat itu seorang sopir taksi tersebut menjemput orang-orang yang diduga sebagai pencuri pada hari perampokan di bulan September.
Informasi itu sangat berharga bagi polisi, hingga pada hari Kamis, polisi bisa menangkap seseorang terduga perampok, berusia 44 tahun bernama Wu.
Artikel Rekomendasi