Menurut Biden, sebelum bisa mengalahkan Covid-19, hal yang paling utama adalah mengalahkan Donald Trump.
Dengan kalahnya Trump, Biden mengatakan semua kekacauan, kemarahan, dan kebencian yang selama ini dibuat oleh Trump akan berakhir.
Baca Juga: Menjelang Hari Pahlawan, Ini 5 Rekomendasi Film Mengenai Perjuangan
Sementara itu, Trump terus mempropagadakan pesan anti-lockdown di sosial media miliknya. Di Twitternya ia berpendapat bahwa ide Biden soal lockdown adalah ide gila.
"Jangan biarkan Joe Biden mengunci ekonomi kita," tulisnya di Twitter yang mengacu pada pernyataan Biden Agustus lalu yang ingin mendengarkan himbauan ilmuwan untuk lockdown.
Mengingat pemilih yang masih ragu-ragu sangat sedikit jumlahnya, direktur Pusat Politik di Universitas Virginia Larry Sabato mengatakan bahwa propaganda Trump tidak bermaksud mengubah pilihan rakyat, melainkan bertujuan untuk meningkatkan jumlah pemilihnya.
Baca Juga: Mengenal HOS Cokroaminoto, Sang Guru Para Pahlawan Indonesia, Soekarno Salah Satu Muridnya
Lebih lanjut, Sabato menjelaskan bahwa Trump ingin memamerkan pada masyarakat "kartu as" miliknya yakni ekonomi beserta pemulihannya.
Dengan demikian, secara tak langsung Trump "membiarkan" lebih banyak infeksi Covid-19 dan kematian.
"Dia (Trump) membuat pilihan yang jelas sementara Biden memilih cara lain, yaitu melakukan apa yang Eropa lakukan. Tidak perlu ada lockdown total, tetapi lockdown yang bersifat substansial dan kewajiban memakai masker. Hal yang tidak disukai Trump dan pendukungnya," tutur Sabato.***
Artikel Rekomendasi