Khutbah Jumat Terbaru Hari Guru Nasional, Tema Menghormati Guru

26 November 2020, 19:10 WIB
Ilustrasi Khutbah Jumat. /Pixabay/@kirill_sobolev

 

PORTAL PROBOLINGGO - Hari Guru Nasional baru saja diperingati, yaitu pada 25 November 2020. Khutbah Jumat terbaru dengan tema Menghormati Guru dapat menjadi salah satu tema untuk turut menyemarakkan Hari Guru Nasional.

Berikut Khutbah Jumat terbaru dengan tema Menghormati Guru sebagaimana dilansir PORTAL PROBOLINGGO dari SDI Mufaza Jakarta oleh Abu Sahl Windi Iskandar selaku Kepala SDI Mufaza Jakarta.

الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ مُبَارَكًا عَلَيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى

الصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين نبيّنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ 

Baca Juga: BTS, TWICE, Dan BIGBANG Mendapatkan Sertifikasi Emas Dan Perak RIAJ di Jepang

“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. QS. Al-Mujadalah:11

Ketahuilah wahai para penuntut ilmu! Bahwa seorang penuntut ilmu tidak akan meraih ilmu juga tidak akan mengambil maanfaat dari ilmunya kecuali dengan memuliakan ilmu dan para ahli ilmu yaitu para ustadz, para guru, para pendidik dan pembimbing mereka yang membimbing mereka kepada ilmu.

Ketahuilah -semoga Allah merahmati kita semua- mentaati guru serta memulikannya adalah kunci kesuksesan menuntut ilmu, kunci kesuksesan dalam proses belajar.

Baca Juga: Resep Lodeh Tempe Cabe Hijau, Gurih dan Pedas Dalam Satu Sajian

Ada yang mengatakan: “menghormati lebih utama dari pada mentaati, tidakkah kita memperhatikan bahwa seorang hamba tidak menjadi kafir karna sebab perbuatan maksiatnya akan tetapi dia menjadi kafir karena sebab dia merendahkahkan, menghinakan, mengolok-oloknya” misalnya: seseorang bermaksiat dengan meninggalkan shalat karena malas, maka dia adalah muslim yang bermaksiat tidak terjatuh dalam kekafiran, akan tetapi jika dia tidak shalat karena dia menghinakan shalat yaitu menganggap shalat sebagai perbuatan yang sia-sia dan tidak bermanfaat maka dia boleh jadi terjatuh pada kekafiran karena sikapnya tersebut.

Begitu pula dalam hal mentaati dan menghormati guru, seorang siswa mentaati gurunya akan tetapi tidak menghormatinya, maka dia tidak akan mendapatkan kemanfaatan dari gurunya tersebut, karena ketaatannya kepada gurunya dilandasi dengan keterpaksaan dan kebencian, bukan kecintaan dan memuliakan.

Sebaliknya jika seorang murid menghormati gurunya sudah pasti dia akan mentaatinya, karena tidak ada sikap penghormatan yang tidak disertai ketaatan.

Baca Juga: Kumpulan Lagu Daerah Jawa Timur, Lengkap dengan Liriknya

Seorang penyair berkata:

رأيــت أحــق الحــق حــق المعلـم *** وأوجبــه حفظـا علـى كـل مسـلم

لقــد حــق أن يهـدى إليـه كرامـة *** لتعليــم حـرف واحـد ألـف درهـم


“Aku melihat bahwa hak yang paling utama adalah haknya mua`llim (guru),
yaitu hak yang paling wajib dipelihara oleh setiap muslim,
Sungguh mereka sangat berhak untuk diberikan kemuliaan,
Setiap satu huruf yang mereka ajarkan dihargai dengan 1000 dirham."

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ : " مَنْ عَلَّمَ عَبْدًا آيَةً مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَهُو مَوْلَاهُ لَا يَنْبَغِي لَهُ أَنْ يَخْذُلَهُ وَلَا يَسْتَأْثِرَ عَلَيْهِ " .


Dari Abu Umamah, Rosulullah  bersabda: “siapa yang mengajarkan seseorang satu ayat dari Al-Qur`an maka dia adalah maulanya (pembantunya) tidak pantas baginya mengkhianatinya dan mendahulukan dirinya atasnya”.  
HR. Ath-Thabrani : hadits marfu`

Baca Juga: Beri Komentar Soal Pemerintahan Biden, Presiden Iran Singgung Perjanjian Nuklir

“Wahai para pelajar! terapkanlah adab-adab yang terpuji dihadapan gurumu, saat dudukmu bersamanya, berbicara dengannya, bertanya dan mendengarkan dengan baik,…..jangan kamu memanggilnya dengan namanya saja atau laqobnya saja, seperti panggilanmu: “wahai syaikh fulan”! akan tetapi panggilah dengan panggilan: “wahai guruku” atau “wahai guru kami” karena sesungguhnya panggilan tersebut lebih mulia dalam etika”.

Perhatikan firman Allah Ta`ala yang menunjukan adab dan tata krama terhadap  guru yang mengajari manusia kebaikan:


لَا تَجْعَلُوا دُعَاءَ الرَّسُولِ بَيْنَكُمْ كَدُعَاءِ بَعْضِكُمْ بَعْضًا ٌ


“janganlah kalian samakan panggilan Rasul diantara kalian seperti panggilan sebagian kalian kepada sebagian yang lainnya” QS. Al-Furqon:63

Sebagaimana tidak pantas kita memanggil Rasul  seperti kita memanggil sahabat kita, maka seperti itu juga kiranya kita tidak pantas memanggil guru kita seperti kita memanggil sahabat kita.
Wahai para pelajar! Berbaktilah kepada gurumu karena dia juga orang tuamu! Kesuksesan dunia dan akhiratmu bergantung sebagian pada gurumu.

Baca Juga: Xi Jinping Beri Selamat Untuk Biden, Presiden Tiongkok Inginkan Hal Ini di Masa Depan

Diceritakan bahwa Al-Qodhi Fahkruddin Al-Arsabandiy adalah seorang imam dan faqih yang terkemuka dan di hormati oleh para sultan di masanya, dia berkata: “sesungguhnya aku diberikan kedudukan (mulia) ini adalah karena aku berkhidmat kepada ustadzku, sesungguhnya dahulu aku berkhidmat kepada Al-Ustadz Al-Qodhi Al-Imam Abu Yazid Ad-Dabuusi, aku melayaninya dan membantu memasak untuknya selama 30 tahun, dan aku tidak pernah memakan masakan tersebut sedikitpun”.

Dikatakan dalam sebuah syair:

إن المعلم والطبيب كلاهما ... لا ينصحان إذا هما لم يكرما 

فاصبر لدائك إن أهنت طبيبه ... واصبر لجهلك إن جفوت معلما


“sesungguhnya seorang guru dan dokter keduanya,
Tidak manjur upayanya jika tidak keduanya dimuliakan,
Maka bersabarlah atas penyakitmu jika kamu meremehkan doktermu,
Dan bersabarlah dalam kebodohanmu jika kamu mencampakkan gurumu.

Wahai para pelajar! Sebagaimana kalian wajib berbakti kepada kedua orang tuamu maka demikian juga kewajibannmu berbakti kepada gurumu, dan ketahuilah! mencampakkan gurumu tidak lebih ringan kemungkarannya dari mencampakkan kedua orang tuamu, maka perhatikanlah!
Tidakkah kita mengambil adab seperti adabnya para malaikat terhadap para pengajar kebaikan?

Baca Juga: Kisah Gol Tangan Tuhan Diego Maradona di Piala Dunia Meksiko 1986

sebagaimana yang telah di sabdakan Rasulullah:

إن الله وملائكته وأهل السموات والأرضين، حتى النملة في جحرها، وحتى الحوت في البحر؛ ليصلون على معلمي الناس الخير

“sesungguhnya para malaikat serta penduduk seluruh langit dan bumi bahkan sampai semut di lubangnya dan ikan di kedalaman laut, mereka semua bersholawat (memintakan rahmat dan ampunan) kepada orang orang yang mengajarkan manusia kebaikan”. HR. At-Tirmidzi-Sohih
Ataukah kita lebih bebal dalam masalah adab terhadap para pengajar kebaikan daripada semut dan ikan?! Duhai ambilah pelajaran wahai orang-orang yang memiliki akal dan pikiran….

***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Tags

Terkini

Terpopuler