Khutbah Jumat Terbaru Hari Guru Nasional, Tema Menghormati Guru

- 26 November 2020, 19:10 WIB
Ilustrasi Khutbah Jumat.
Ilustrasi Khutbah Jumat. /Pixabay/@kirill_sobolev

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ : " مَنْ عَلَّمَ عَبْدًا آيَةً مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَهُو مَوْلَاهُ لَا يَنْبَغِي لَهُ أَنْ يَخْذُلَهُ وَلَا يَسْتَأْثِرَ عَلَيْهِ " .


Dari Abu Umamah, Rosulullah  bersabda: “siapa yang mengajarkan seseorang satu ayat dari Al-Qur`an maka dia adalah maulanya (pembantunya) tidak pantas baginya mengkhianatinya dan mendahulukan dirinya atasnya”.  
HR. Ath-Thabrani : hadits marfu`

Baca Juga: Beri Komentar Soal Pemerintahan Biden, Presiden Iran Singgung Perjanjian Nuklir

“Wahai para pelajar! terapkanlah adab-adab yang terpuji dihadapan gurumu, saat dudukmu bersamanya, berbicara dengannya, bertanya dan mendengarkan dengan baik,…..jangan kamu memanggilnya dengan namanya saja atau laqobnya saja, seperti panggilanmu: “wahai syaikh fulan”! akan tetapi panggilah dengan panggilan: “wahai guruku” atau “wahai guru kami” karena sesungguhnya panggilan tersebut lebih mulia dalam etika”.

Perhatikan firman Allah Ta`ala yang menunjukan adab dan tata krama terhadap  guru yang mengajari manusia kebaikan:


لَا تَجْعَلُوا دُعَاءَ الرَّسُولِ بَيْنَكُمْ كَدُعَاءِ بَعْضِكُمْ بَعْضًا ٌ


“janganlah kalian samakan panggilan Rasul diantara kalian seperti panggilan sebagian kalian kepada sebagian yang lainnya” QS. Al-Furqon:63

Sebagaimana tidak pantas kita memanggil Rasul  seperti kita memanggil sahabat kita, maka seperti itu juga kiranya kita tidak pantas memanggil guru kita seperti kita memanggil sahabat kita.
Wahai para pelajar! Berbaktilah kepada gurumu karena dia juga orang tuamu! Kesuksesan dunia dan akhiratmu bergantung sebagian pada gurumu.

Baca Juga: Xi Jinping Beri Selamat Untuk Biden, Presiden Tiongkok Inginkan Hal Ini di Masa Depan

Diceritakan bahwa Al-Qodhi Fahkruddin Al-Arsabandiy adalah seorang imam dan faqih yang terkemuka dan di hormati oleh para sultan di masanya, dia berkata: “sesungguhnya aku diberikan kedudukan (mulia) ini adalah karena aku berkhidmat kepada ustadzku, sesungguhnya dahulu aku berkhidmat kepada Al-Ustadz Al-Qodhi Al-Imam Abu Yazid Ad-Dabuusi, aku melayaninya dan membantu memasak untuknya selama 30 tahun, dan aku tidak pernah memakan masakan tersebut sedikitpun”.

Halaman:

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x