Fadli Zon Sebut Sejak Awal Penanganan Covid-19 Sudah Salah, Politisi Nasdem Salahkan WHO

3 Desember 2020, 12:40 WIB
Fadli Zon dan Irma Chaniago. /Hasil tangkap layar kanal Youtube Najwa Shihab

PORTAL PROBOLINGGO - Politisi partai Gerindra Fadli Zon mengungkapkan, penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia sudah salah sejak awal.

Ia mengungkapkan, dari awal telah memberikan usul untuk melakukan lockdown. Namun pemerintah pusat menurutnya lambat dalam mengambil keputusan, sehingga saat ini banyak korban berjatuhan.

Hal ini diungkapkan oleh Fadli ketika ia menghadiri acara Mata Najwa yang disiarkan oleh Trans 7, Rabu, 2 Desember 2020.

Baca Juga: Jelang Vaksinasi Covid-19, Pemerintah Terus Pastikan Kesiapan Sarana Prasarana

Fadli kemudian menyoroti pula pernyataan pemerintah yang tidak konsisten ketika awal pandemi Covid-19. Menurut hal itu yang membuat edukasi masyarakat menjadi sulit.

“Ketika itu kan mengatakan tidak ada corona masuk ke Indonesia, tidak perlu pakai masker, nanti akan sembuh sendiri, makan nasi kuning dan sebagainya,” jelas Fadli.

Politisi partai Nasdem Irma Chaniago yang turut hadir dalam acara tersebut menyebutkan kritik yang diberikan oleh Fadli sudah basi.

Baca Juga: 2 Pemimpin DKI Positif Covid-19, Anies Baswedan: Proses Pengambilan Keputusan Jalan Terus

“Ini bukan saatnya lagi kita bilang kemarin lockdown, kemarin begini, itu sudah basi. Sudah tidak lagi harus kita lakukan,” ungkapnya.

Irma kemudian menambahkan, di awal pemerintah tidak konsisten dalam memberikan pernyataan karena informasi yang diberikan oleh WHO pun berubah-ubah.

“Ketika pemerintah mengatakan ada beberapa kali misalnya berubah-ubah, loh Who-nya juga berubah-ubah. Bukan pemerintah yang salah, bukan Menkes yang salah,” katanya.

Baca Juga: Habib Rizieq Shihab Tolak Penuhi Panggilan Polisi, Polda Metro Jaya: Alasannya Tidak Wajar

Irma memberikan contoh informasi soal penggunaan masker. Di awal, WHO menyebutkan hanya orang sakit saja yang harus pakai masker. Kemudian informasi itu berubah dan mewajibkan semua orang pakai masker.

“WHO mengatakan hari ini tidak usah (pakai masker), yang sakit saja yang pakai masker. Sebulan kemudian semua harus pakai masker,” ungkap Irma.

“Akhirnya pemerintah bingung yang mana harus dipercaya dari WHO. WHO sendiri gamang, jadi kita gak perlu saling menyalahkan,” pungkasnya.

Baca Juga: Setelah Iwan Bule Temui Hasnur, Barito Putera Akhirnya Bersedia Lepas Bagus Kahfi ke FC Utrecht

Sementara itu, Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menyampaikan kebijakan pemerintah seharusnya mengikuti bukti-bukti ilmiah yang ada.

Ia menambahkan, soal penggunaan masker bukan berarti WHO tidak konsisten. Namun berdasarkan penelitian dan bukti-bukti ilmiah yang ada, masker akhirnya diwajibkan untuk semua orang.

“Namun begitu ada bukti-bukti makin kuat, maka diubah. Karena buktinya memang semua yang keluar rumah wajib pakai masker,” jelasnya.

Baca Juga: Gunung Semeru Waspada Level II, Tim Gabungan Siaga Penuh Lakukan Penanganan

“Demikian juga di awal kita tahu orang banyak sekali pakai chloroquine. Namun begitu ada penelitian yang luas membuktikan bahwa chloroquine tidak ada gunanya, malah mungkin bahaya, maka tidak boleh dipakai lagi,” tutupnya.***

Editor: Elita Sitorini

Tags

Terkini

Terpopuler