Setelah Edhy Prabowo dan Juliari Batubara Jadi Tersangka Korupsi, Sri Mulyani Mengungkap Hal Ini

11 Desember 2020, 06:21 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani. /Kemenkeu

PORTAL PROBOLINGGO—Beberapa waktu lalu dua menteri di Kabinet Indonesia Maju Pemerintahan Jokowi Widodo-Ma’ruf Amin ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.

Dua menteri tersebut yakni, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara.

Kedua menteri tersebut sama-sama tersandung kasus suap. Edhy diduga menerima suap untuk ekspor benih lobster.

Baca Juga: Pilkada 2020 Bertepatan dengan Hari Anti Korupsi, Ketua KPK Beri Pesan untuk Cegah Perilaku Koruptif

Sementara itu, Juliari diduga menerima suap untuk pengadaan bantuan sosial sembako Covid-19 di Jabodetabek.

Rekan kedua Edhy dan Juliari di kabinet, yaitu Menteri Keuangan Sri Mulyani akhirnya mengungkap pandangannya terhadap korupsi.

Sri menanggap, korupsi merupakan salah satu hal yang berbahaya. Bahkan ia menyamakan korupsi seperti virus yang dapat menyebar.

Baca Juga: Ustadz Maaher Menangis Dihadapan Polisi, Gus Nadir Beri Nasihat Bahwa Manusia Itu Lemah

“Karena satu virus korupsi, satu virus yang mengompromikan integritas, sama seperti Covid-19, dia bisa menular dan bisa membahayakan institusi,” kata Sri dalam Webinar Hari Antikorupsi Sedunia 2020 bertajuk “Jaga Integritas Diri, Pulihkan Negeri Kala Pandemi” yang diselenggarakan secara daring, Kamis, 10 Desember 2020.

Dalam kesempatan ini, Sri menuturkan tiga strategi yang dimiliki Kementerian Keuangan untuk mencegah terjadinya korupsi.

Pertama, dari sudut pandang governance dengan mengedepankan leadership, tone at the top, implementasi nilai-nilai Kementerian, dan kode etik.

Baca Juga: Kabar Gembira! BTS Ungkap Rencana Spesial Mereka untuk Para ARMY di Natal 2020, Kira-kira apa ya?

“Kalau kelihatan sekali bahwa Anda mulai goyang, tergoda, teledor, lengah, mereka (anak buah) akan melihat dan itu akan dianggap pelajaran,” ungkap Sri sebagaimana dilansir dari laman Kemenkeu.

“Itulah pelajaran yang utama karena begitu pimpinannya menunjukkan tanda-tanda dia permisif, anak buahnya langsung ikut permisif,” tambahnya.

Strategi kedua menurut Sri ialah menguatkan integritas dari sudut pandang risiko dengan fokus pada risk management.

Baca Juga: Kumpulan Lagu Daerah Maluku, Lengkap dengan Liriknya

Menurutnya, tingkat risiko di setiap jabatan berbeda-beda, ada yang langsung berhubungan dengan klien, uang, memberikan fasilitas, atau memberikan kebijakan yang menguntungkan.

“Saya minta manajemen risiko kita harus ditingkatkan. Makin tinggi risiko, kemungkinan eksposur terhadap korupsi atau godaan, maka sistem pengendali internalnya harus makin tinggi,” katanya.

Strategi ketiga untuk mencegah korupsi menurut Sri ialah dengan pengendalian dan pencegahan. Terutama melalui tiga lini, yakni tanggung jawab manajemen, unit kepatuhan internal, dan Inspektorat Jenderal.

Baca Juga: Kumpulan Ucapan Hari Ibu Dalam Bahasa Inggris yang Menyentuh Hati, Dapat Dibagikan di Media Sosial

 “Pengendalian adalah yang terbaik, sama seperti penyakit. Prevention is the best medicine, mencegah itu adalah obat yang paling bagus,” ujarnya.

“Ini sama seperti penyakit, kalau daya tahan kita lemah dia masuk. Maka menjaga kesehatan dan kekuatan organisasi dan diri kita sendiri harus terus dilakukan,” tambahnya.

Terakhir ia mengingatkan kepada seluruh jajaran Inspektorat Jenderal (Itjen) meningkatkan kinerjanya, mengawal seluruh keuangan negara, melakukan koordinasi dengan Itjen Kementerian/Lembaga (K/L), dan daerah, terutama di masa pandemi ini.

Baca Juga: Ternyata Cicak Bisa Bahaya Bila Ada di Rumah, Dengar Penjelasan Ustadz Adi Hidayat Ini

“Ayo kita bersama menjaga dan membangun Indonesia dengan fondasi integritas yang tidak boleh dicederai. Kita terus saling mengingatkan dan saling menguatkan,” pungkasnya.***

Editor: Naufal Ikbar

Tags

Terkini

Terpopuler