Menteri Sosial Nilai Bansos Mampu Gerakkan Roda Perekonomian Rakyat

17 Oktober 2020, 15:44 WIB
Bincang Menteri Sosial tentang Progam Bantuan Sosial. /Dok.BUMN

PORTAL PROBOLINGGO - Menteri Sosial Juliari P. Batubara menegaskan hadirnya program bantuan sosial (bansos) tidak memicu sifat konsumtif pada masyarakat.

Juliari meminta untuk tidak melihat dari seremoni penyerahan bansos kepada masyarakat terdampak pandemi Covid-19. Juliari menjelaskan bahwa bansos yang disalurkan untuk puluhan juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di seluruh Indonesia ini sangat efektif menggerakan roda perekonomian.

"Jangan hanya dilihat dari kegiatan penyalurannya. Tapi di situ ada begitu banyak industri yang digerakkan, yang tentunya memberi kemanfaatan ekonomi bagi begitu banyak elemen masyarakat. Tidak hanya KPM," ujar Juliari dikutip Portal Probolinggo dari laman BUMN.

Baca Juga: Jadwal Acara TVRI Hari Ini, 17 Oktober 2020,Jangan Lewatkan Musik Indonesia

Bantuan Sosial yang berupa sembako itu diberikan khusus untuk membantu masyarakat yang terkena dampak Covid-19 terutama karena mereka tidak dapat bekerja normal seperti biasanya.

Bansos sembako itu berupa beras, ikan kaleng, minyak goreng, dan mi instan. Mensos menjelaskan dengan adanya bantuan sosial yang diberikan Pemerintah, telah membantu setidaknya empat industri yang bergerak di bidang sembako.

"Setidaknya terdapat empat industri terdampak positif dari hadirnya bansos, " ujar Ari, sapaan Menteri Sosial tersebut.

Baca Juga: Film Doctor Strange 2 Gaet Aktris Muda, Xochitl Gomez, Pemain dari Serial The Baby-Sitters Club

Bansos Khusus lainnya, bantuan sosial tunai (BST) diberikan setiap bulan selama tiga bulan kepada sembilan juta KPM dinilai efektif untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah kondisi krisis yang timbul akibat pandemi Covid-19.

"Ada produsen ikan kaleng di Banyuwangi yang kesulitan mencari karyawan saking tingginya permintaan untuk bansos. Bahkan, saya pernah dikomplain pengusaha beras yang harganya naik gara-gara banyak order dari bansos," jelas Ari.

Selanjutnya, Juliari mencatat, mewabahnya pandemi Covid-19 di Indonesia, menunjukan sifat asli masyarakat Indonesia, yakni saling berbagi dan setia kawan.

Baca Juga: Jadwal Acara SCTV Hari Ini, 17 Oktober 2020, Jangan Lewatkan Kelanjutkan Samudra Cinta

Arus bantuan tidak hanya berasal dari pemerintah, tetapi juga dari sektor korporasi hingga perorangan yang mulai berlomba untuk berbagi.

"Saya berharap sifat kesetiakawanan sosial ini jangan cuma pada saat bencana saja, tapi juga pada saat kondisi normal," ujar Ari.

Bansos reguler terdiri dari Program Keluarga Harapan (PKH), dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)/Program Sembako.

Baca Juga: Samsung Akan Luncurkan Seri Galaxy S21 di Bulan Januari, Sedikit Lebih Maju Dari Tahun-Tahun Sebelum

Dalama rangka penanganan Covid-19, Bansos PKH diperluas untuk penerimanya dari 9,2 juta menjadi 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), yang semula menerima per tiga bulan menjadi setiap bulan.

Program Sembako (Bantuan Pangan Non Tunai/BPNT) juga ada perluasan target dan peningkatan indeks dari semula 15,2 juta KPM, menjadi 20 juta KPM, dengan indeks dari Rp150 ribu/KPM/bulan menjadi Rp200 ribu/KPM/bulan.

Baca Juga: Ekspor Daduk, Menjadi Inovasi Baru dalam Mengubah Sampah Menjadi Rupiah

Untuk Bansos Tambahan, diluncurkan Bansos Beras (BSB) untuk 10 juta KPM PKH, dan Bansos Uang Tunai untuk KPM BPNT/Program Sembako Non-PKH dengan indeks Rp500 ribu sekali salur kepada 9 juta KPM.***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Tags

Terkini

Terpopuler