Tanggapi 'Politik Dinasti' Gibran dan Bobby, Ferdinand Hutahaean: Jadi Anak Presiden Tidak Mudah

- 10 Desember 2020, 13:16 WIB
Ferdinand Hutahaean.
Ferdinand Hutahaean. /Twitter @FerdinandHaean3

 

PORTAL PROBOLINGGO - Pilkada Serentak 2020 yang diselenggarakan pada Rabu, 9 Desember 2020 bisa dibilang menjadi pilkada yang cukup menarik.

Selain diadakan dengan protokol kesehatan ketat karena pandemi Covid-19 yang belum usai, pada pesta demokrasi yang dilakukan di sembilan provinsi dan 261 kabupaten/kota itu, turut berpartisipasi anak dari Presiden Jokowi Gibran Rakabuming Raka yang mencalonkan diri menjadi Walikota Solo dan menantu Jokowi sekaligus suami dari Kahiyang Ayu, Bobby Nasution, yang mencalonkan diri menjadi Walikota Medan.

Hasil Quick Count oleh sejumlah lembaga survey menunjukkan dua orang dari keluarga presiden tersebut unggul pilkada di daerahnya masing-masing. Bahkan, pasangan Gibran Rakabuming Raka - Teguh Prakosa berhasil meraup suara sebanyak lebih dari 85 persen.

Baca Juga: Jadwal Acara SCTV Hari Ini, Kamis 10 Desember 2020 Jangan Lewatkan Samudera Cinta dan Anak Band

Sementara itu, pasangan Muhammad Bobby Afif Nasution - Aulia Rachman dikabarkan unggul dengan perolehan suara melebihi 50 persen.

Hasil unggul sementara putra sulung dan menantu Jokowi itu lantas mengundang anggapan bahwa Jokowi kini sedang mendirikan 'dinasti' dengan mengusung keluarga terdekatnya dalam jajaran pemerintah.

Anggapan tak sedap itu lantas mendapat komentar dari beberapa tokoh politik, salah satunya Ferdinand Hutahaean.

Baca Juga: Satu Lagi Destinasi Wisata Terapkan CHSE, Kali Ini Dari Purbalingga

Dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari Twitternya (@FerdinandHaean3), Ferdinand berpendapat bahwa menjadi keluarga (dalam hal ini anak dan menantu) tidaklah mudah.

Dalam cuitannya itu, Ferdinand menyebutkan berbagai prasangka buruk yang pernah dilayangkan publik utamanya pada Gibran.

"Jadi anak presiden memang tidak mudah. Jadi pengusaha dituduh kolusi. Dapat kredit dari bank, difitnah KKN. Diangkat jadi pejabat dituduh nepotisme," tulisnya.

Baca Juga: Sinopsis True Beauty, Drama Romansa Komedi Diperankan Moon Ga Young, Cha Eun Woo, dan Hwang In Yeop

Lebih lanjut, Ferdinand menyebutkan bahwa politik merupakan pilihan yang tepat bagi Gibran maupun Bobby karena dalam politik, ada kontestasi perebutan suara dan hati rakyat seperti yang ditunjukkan dalam pilkada Rabu lalu.

Menurut Ferdinand, keunggulan suara yang diperoleh Gibran dan Bobby adalah bentuk kepercayaan rakyat dan bukan karena pengaruh Jokowi yang menjabat sebagai presiden.

Baca Juga: Belum Sebulan Viral, Dimas 'Kembaran' Raffi Ahmad Telah Miliki Penghasilan Super Fantastis

"Politik adalah pilihan tepat, di sana ada kontestasi perebutan suara rakyat. Contohnya Gibran dan Bobby jadi walikota bukan karena bapaknya, tapi karena rakyat," tutup eks politisi Partai Demokrat itu.***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah