PM Jepang Melakukan Kunjungan ke Indonesia, Inilah Empat Poin Kerja Sama Indonesia dan Jepang

- 21 Oktober 2020, 12:47 WIB
Presiden Jokowi bersama PM Jepang Yoshihide berada di balkon Istana Bogor, Selasa 20 Oktober 2020
Presiden Jokowi bersama PM Jepang Yoshihide berada di balkon Istana Bogor, Selasa 20 Oktober 2020 / Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden

PORTAL PROBOLINGGO - Presiden Joko Widodo beserta Ibu Negara Iriana Joko Widodo menyambut kedatangan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga beserta istri Mariko Suga di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa, 20 Oktober 2020, sore. Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung melakukan penjemputan PM Suga beserta istri di Bandar Udara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.

Dalam pertemuan tersebut dibahas sejumlah kerja sama strategis yang dilakukan oleh kedua negara.

Presiden Jokowi, dalam pernyataan pers bersama PM Yoshihide Suga usai pertemuan, menyatakan bahwa kunjungan yang merupakan rangkaian kunjungan pertama PM Suga setelah dilantik sebagai Perdana Menteri bulan September yang lalu menunjukkan arti penting Indonesia dan kawasan Asia Tenggara bagi Jepang.

Baca Juga: Memberitakan Protes Anti-pemerintah, Media Thailand Diperintahkan untuk Ditutup

“Ini juga merefleksikan komitmen bersama untuk terus memperkokoh kemitraan strategis antara Jepang dan Indonesia,” imbuhnya sebagaimana dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari laman resmi Sekretariat Kabinet RI.

Lawatan yang juga dilakukan di tengah ketidakpastian kondisi dunia saat ini, menurut Presiden Jokowi, menunjukkan komitmen kedua negara untuk bekerja sama dan saling mendukung.

“Di tengah dunia yang diwarnai ketidakpastian, kunjungan ini menunjukkan bahwa kita memilih untuk bekerja sama dan saling mendukung satu sama lain,” ujarnya.

Presiden juga menyampaikan, dalam pertemuan bilateral kedua negara dibahas sejumlah potensi kerja sama.

Baca Juga: Sambut Hari Santri Nasional 2020, NU Care-LAZISNU Buka Donasi Bantu Para Santri Terdampak COVID-19

Pertama, kerja sama pengelolaan pandemi COVID-19.

Menurut Presiden, sejak awal Jepang adalah mitra penting Indonesia dalam mitigasi pandemi, termasuk saat evakuasi 69 Warga Negara Indonesia yang berstatus sebagai anak buah Kapal Diamond Princess dari Yokohama, Jepang. Presiden juga menyambut baik perihal telah ditandatanganinya Memorandum Kerja Sama Kesehatan antara Indonesia dan Jepang pada 19 Oktober lalu.

“Indonesia menghargai komitmen dan kontribusi Jepang bagi pembentukan ASEAN COVID-19 Response Fund. Saya juga mengajak Jepang memperkuat tata kelola kesehatan di kawasan untuk menghadapi pandemi di masa yang akan datang, termasuk pembentukan ASEAN Centre for Public Health Emergencies and Emerging Diseases,” kata Presiden Joko Widodo

Baca Juga: Omar al Bashir Terjerat Tuduhan Kejahatan Perang dan Genosida, ICC Desak Segera Adakan Persidangan

Kedua, pembentukan Travel Corridor Arrangement (TCA) untuk perjalanan bisnis yang penting.

“Saya dan Perdana Menteri Suga telah sepakat mengenai pentingnya pembentukan Travel Corridor Arrangement bagi bisnis esensial. Kita juga sepakat menugaskan Menteri Luar Negeri Jepang dan Indonesia untuk menegosiasikan detail dan menyelesaikannya dalam waktu satu bulan,” ujarnya.

Ketiga, upaya memperkuat kerja sama di bidang ekonomi. Presiden mengungkapkan bahwa Jepang adalah salah satu mitra strategis Indonesia di bidang ekonomi.

“Saya menyambut baik relokasi dan perluasan investasi perusahaan-perusahaan Jepang ke Indonesia, seperti perusahaan Denso, Sagami, Panasonic, Mitsubishi Chemical, dan Toyota,” ujarnya.

Dalam pertemuan bilateral tersebut, Presiden juga meminta perhatian Jepang terkait adanya kendala izin impor untuk produk pertanian, kehutanan, dan perikanan dari Indonesia.

Baca Juga: Jadwal Acara Indosiar Hari Ini Rabu, 21 Oktober 2020, Jangan Lewatkan Suara Hati Istri

“Saya tadi juga mendorong Jepang untuk ikut berpartisipasi dalam Sovereign Wealth Fund Indonesia,” imbuhnya.

Keempat, kemitraan Indonesia-Jepang dalam memperkuat kerja sama multilateral.

Disampaikan Presiden, Indonesia menekankan pentingnya spirit kerja sama untuk terus diperkuat terutama di tengah rivalitas yang semakin menajam antara kekuatan besar dunia.

“Spirit kerja sama yang inklusif perlu juga terus dimajukan dalam rangka kerja sama Indo-Pasifik sebagaimana tercermin dalam ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. Saya juga menggarisbawahi harapan agar Laut Cina Selatan dapat terus menjadi laut yang damai dan stabil,” pungkasnya ***

 

Editor: Elita Sitorini


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah