Materi Biologi dan Geografi, Jenis-Jenis Ekosistem Perairan

- 12 Desember 2020, 08:59 WIB
 Ilustrasi ekosistem laut.
Ilustrasi ekosistem laut. /pixabay.com/PublicDomainPictures

PORTAL PROBOLINGGO - Di bumi, setiap makhluk hidup tentu saling berinteraksi dengan lingkungan maupun makhluk hidup lainnya dan membentuk apa yang disebut ekosistem.

Terdapat dua jenis ekosistem terbesar di bumi, yaitu ekosistem darat dan ekosistem perairan atau ekosistem akuatik.

Sesuai namanya, ekosistem perairan tentu sebagian besar terdiri dari air. Namun, ada perbedaan komponen atau anasir dalam ekosistem sesuai kondisi tempat serta iklimnya.

Baca Juga: Sembuh Dari Covid-19, Riza Patria Ungkapkan Hal Ini

Ekosistem perairan juga di pengaruhi oleh cahaya matahari yang masuk, temperatur udara, dan jumlah sedimen. Jumlah sedimen garam adalah yang paling menjadi faktor pembeda dalam ekosistem air. Oleh karena itu, ekosistem air dibagi menjadi dua golongan besar yaitu ekosistem air tawar dan air laut

Dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari berbagai sumber, berikut jenis-jenis ekosistem perairan.

1. Ekosistem Air Tawar

Ekosistem air tawar adalah ekosistem yang memiliki kadar garam (salinitas) yang rendah. Selain itu, ekosistem air tawar memiliki kadar oksigen terlarut yang lebih tinggi.

Baca Juga: Kumpulan Lagu Daerah Bali, Lengkap dengan Liriknya

Ekosistem air tawar, dibedakan menjadi dua yaitu berdasarkan gerak air dan berdasarkan daerahnya.

Berdasarkan keadaan air, ekosistem air tawar dibedakan menjadi dua yaitu ekosistem perairan tenang (ekosistem lentik) dan ekosistem perairan mengalir (ekosistem lotik). Ekosistem lotik meliputi danau, telaga dan rawa, sedangkan ekosistem perairan mengalir meliputi sungai dan air terjun.

Air pada ekosistem lotik tidaklah tetap bergantung pada musim dan kondisi alam lainnya. Hal inilah yang menyebabkan ekosistem ini jadi pembatas bagi organisme yang ada di dalamnya.

Sementara itu, berdasarkan instensitas cahaya yang masuk, ekosistem air tawar dibagi di menjadi tiga yaitu zona litoral, zona limnetik, dan zona profundal.

Baca Juga: Pendataan Penerima Vaksin Covid-19 Dilaksanakan Secara Terintegrasi, Ini Penjelasannya

Zona litoral disebut juga zona dangkal dan merupakan daerah yang mendapatkan banyak sinar matahari. Zona limnetik adalah sungai yang berada jauh di dalam sungai, tetapi masih mendapatkan cahaya matahari. Zona profundal adalah sungai yang berada jauh di dalam hutan, dan tidak mendapatkan cahaya matahari.

Umumnya, pada zona litoral dan limnetik organisme yang berperan sebagai produsen seperti alga dan fitoplankton masih dapat hidup.

Sementara itu, pada zona profundal, organisme produsen susah tumbuh karena kurangnya cahaya matahari yang menghambat fotosisntesis.

Di dalam zona profundal umumnya akan tumbuh hewan pemangsa serta organisme-organisme pengurai atau detritivor.

Baca Juga: Kasus Penembakan Enam Anggota FPI Masih Berlanjut, Bareskrim Polri Nyatakan Telah Periksa 14 Saksi

2. Ekosistem Air Laut

Berkebalikan dengan ekosistem air tawar, ekosistem air laut dicirikan dengan salinitas yang tinggi. Selain itu, ekosistem laut memiliki arus laut yang pergerakannya dipengaruhi arah angin.

Seperti ekosistem air tawar, berdasarkan intensistas cahayanya, terdapat tiga zona ekosistem air laut, yaitu zona eufotik atau fotik, zona twilight, dan zona afotik/zona malam.

Zona eufotik merupakan daerah yang kedalam airnya kurang dari 200 meter dan oleh karenanya bisa ditembus cahaya matahari. Sebagian besar ikan dan organisme yang bisa berfotosintesis yang banyak terdapat di zona eufotik.

Zona twilight merupakan daerah dengan kedalaman airnya sekitar 200 sampai 2.000 meter. Cahaya matahari remang-remang sehingga tidak efektif untuk berfotosintesis. Pada zona ini bisa ditemukan ikan viper, belut morray, beberapa jenis ubur-ubur dan makhluk yang memiliki bioiluminosence (bisa membuat cahaya senidiri).

Baca Juga: Ditetapkan Jadi Tersangka oleh Polda Metro Jaya, Habib Rizieq Shihab Mengaku Kaget

Zona afotik merupakan daerah dengan kedalaman lebih dari 2.000 meter yang tidak bisa ditembus cahaya matahari sehingga selalu gelap. Di zona ini ada beberapa makhluk dengan bentuk tak biasa seperti ubur-ubur sisir, siput laut, angler fish, dan berbagai jenis mineral serta sedimen.

Ekosistem air laut terbagi menjadi lima jenis yaitu ekosistem laut dalam, ekosistem terumbu karang, ekosistem estuari, eskosistem pantai pasir, dan ekosistem pantai batu.

a. Ekosistem Laut Dalam

Ekosistem laut dalam adalah ekosistem yang berada pada bagian paling bawah zona twilight hingga zona afotik yang sangat gelap.

Baca Juga: Dari Jackson Hingga BamBam, Ini Dia Profil 7 Member GOT7 yang Akan Tampil di Shopee 12.12 TV Show

Oleh karena itu, makhluk hidup dalam ekosistem ini umumnya buta dan menggunakan cahaya dari tubuhnya untuk mencari makanan. Selain itu, pada ekosistem ini jarang sekali ada makhluk hidup berukuran besar.

b. Ekosistem Terumbu Karang

Ekosistem terumbu karang umumnya terjadi pada laut dangkal yang artinya fotosistesis oleh organisme produsen seperti alga, rumput laut, dan fitoplankton dapat terjadi.

Selain itu, pada ekosistem ini juga banyak ditemui ikan-ikan dan kebanyakan organisme laut lain seperti anemon laut, ubur-ubur, dan mentimun laut.

Baca Juga: Panas! Sule dan Teddy Kembali Berseteru Terkait Harta Gono-Gini Lina, Sule Beri Sindirian Menohok

c. Ekosistem Estuari

Ekosistem ini merupakan percampuran antara sungai dan air laut. Cahaya matahari pun masih dapat masuk ke dalamnya.

Di dalam ekosistem estuari, terdapat ekosistem hutan mangrove dan ekosistem padang lamun yang dihuni oleh hewan-hewan seperti beberapa jenis kerang, kepiting, dan ikan glodok (pada ekosistem mangrove).

Sementara itu, beberapa jenis organisme produsen dan tanaman juga dapat ditemukan tanaman lamun, mangrove, ganggang, serta alga berfilamen.

Baca Juga: Sosok Bupati Tuban Termuda, Aditya Halindra Faridzki yang Sedang Viral Karena Ganteng Layaknya Artis

d. Ekosistem Pantai Pasir

Sesuai namanya, ekosistem ini terletak di pesisir pantai dengan hamparan pasir yang luas. Pada ekosistem ini bisa ditemukan tanaman kelapa.

Selain itu, hewan-hewan seperti kerang, kepiting, beberapa jenis kelomang laut, dan penyu terutama yang sedang bertelur bisa ditemukan dalam ekosistem ini.

e. Ekosistem Pantai Batu

Ekosistem ini memiliki banyak bongkahan batu, baik kecil maupun besar yang merupakan hasil konglomerasi. Ekosistem ini berada di kedalaman sekitar 200 meter dan cahaya matahari dapat masuk ke dalamnya.

Di dalam ekosistem pantai batu, hidup berbagai organisme seperti seperti erbagai jenis udang, siput laut, kerang, kepiting, ganggang cokelat, dan alga bersel tunggal.***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x