Gunung Semeru Keluarkan Awan Panas, Sebanyak 550 Warga Dilaporkan Mengungsi

- 1 Desember 2020, 19:26 WIB
Luncuran awan panas Gunung Semeru terpantau dari Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (1/12/2020). Berdasarkan pemantauan Pos Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Semeru meluncurkan awan panas sepanjang 11 kilometer dan mengakibatkan sejumlah wilayah di Kabupaten Lumajang terguyur abu.
Luncuran awan panas Gunung Semeru terpantau dari Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (1/12/2020). Berdasarkan pemantauan Pos Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Semeru meluncurkan awan panas sepanjang 11 kilometer dan mengakibatkan sejumlah wilayah di Kabupaten Lumajang terguyur abu. /Antara foto/Seno

PORTAL PROBOLINGGO - Erupsi Gunung Semeru pada Selasa, 1 Desember 2020 pukul 01.23 WIB mengeluarkan guguran awan panas dan mengakibatkan 550 warga terpaksa mengungsi.
 
Hal itu dilaporkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang.
 
Data sementara hari Selasa pukul 09.00 WIB menunjukkan bahwa pengungsian tersebar di dua titik, yakni 300 jiwa di pos pantau dan sisanya mengungsi di Desa Supiturang. 
 
 
Dengan adanya pengungsian darurat oleh warga, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Lumajang mencatat beberapa kebutuhan mendesak seperti makanan siap saji, dapur umum, serta masker. 
 
Diketahui sejumlah desa di Kabupaten Lumajang merupakan lokasi yang berpotensi terdampak aktivitas vulkanik Gunung Semeru. 
 
Desa yang dimaksud yaitu Desa Supiturang, Desa Oro-oro Ombo dan Rowobaung di Kecamatan Pronojiwo, serta Desa Sumberwuluh di Kecamatan Candipuro. 
 
Saat ini, berbagai pihak sedang melakukan sinergi untuk upaya penanganan darurat. Penanganan darurat yang dipimpin oleh BPBD Kabupaten Lumajang membuka pos pengungsian lapangan di Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro. 
 
 
Selain itu, demi menghindarkan masyarakat dari abu vulkanik yang berbahaya untuk pernapasan serta sebagai penerapan protokol kesehatan, BPBD dan dinas kesehatan membagikan 4.000 masker bersamaan dengan dinas sosial yang mempersiapkan operasional dapur umum. 
 
Pihak-pihak lain seperti TNI, Polri dan dinas terkait juga turut mendukung penanganan darurat di lapangan. 
 
Melihat kondisi saat ini Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan dua hal yang harus menjadi perhatian masyarakat. 
 
Pertama, masyarakat diharapkan tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1 km dan wilayah sejauh 4 km di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru (Jongring Seloko) sebagai alur luncuran awan panas. 
 
 
Kedua, masyarakat diharapkan selalu mewaspadai gugurnya kubah lava di Kawah Jongring Seloko.
 
Status aktivitas vulkanik Gunung Semeru saat ini masih berada pada level II atau 'Waspada'. Status ini disesuaikan dengan kronologi bahwa secara visual pada periode 1 Oktober hingga 30 November 2020, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. 
 
Terlihat asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 50-500 meter dari puncak. 
 
Meskipun erupsi terjadi secara menerus dan menghasilkan kolom erupsi berwarna kelabu dengan tinggi maksimum 500 m dari atas kawah/puncak, guguran batuan dari arah puncak tidak terjadi secara menerus sejak 19 Oktober 2020. 
 
 
Pada 28 November terjadi kenaikan jumlah guguran secara signifikan diikuti oleh kejadian awan panas guguran yang berasal dari ujung lidah lava dengan jarak luncur maksimum 1 km ke sektor tenggara lereng. 
 
Pada 1 Desember 2020 mulai pukul 01.23 WIB, teramati awan panas guguran dari kubah puncak dengan jarak luncur 2 hingga 11 Km ke arah Besok Kobokan di sektor tenggara dari puncak Gunung Semeru.
 
Saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus melakukan koordinasi dengan BPBD Kabupaten Lumajang guna mendapatkan perkembangan terkini setelah erupsi yang menghasilkan awan panas guguran yang terjadi dini hari tadi.***
 

Editor: Elita Sitorini


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x