Network
PORTAL PROBOLINGGO - Pandemi Covid-19 yang melanda semua negara di seluruh dunia mengakibatkan terhambatnya banyak sektor, salah satunya ekspor-impor.
Industri yang bergerak dalam kegiatan ekspor menjadi kesusahan untuk menjual produk-produknya karena beberapa negara menerapkan lockdown.
Hal itu juga yang dialami beberapa industri di Jawa Timur termasuk industri mebel dan furnitur. Pusdatin Kemenperin mencatat adanya penurunan nilai eskpor yang tadinya berada pada angka US$155,06 juta dan US$161,92 juta pada bulan Februari dan Maret dolar AS menjadi US$143,31 juta dan US$115,86 juta pada April dan Mei.
Baca Juga: Beredar Kabar BPOM Menahan Distribusi Vaksin Covid-19, Kemenkominfo: Informasi Itu Salah
Selain karena diterapkannya lockdown di beberapa negara, di Indonesia sendiri pada bulan-bulan itu juga diterapkan PSBB.
Dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari indonesia.go.id, saat ini industri di Jawa Timur khususnya mebel dan furnitur mulai menunjukkan kebangkitan dengan naiknya permintaan serta dipicu oleh penarikan kebijakan lockdown di negara-negara yang biasa menjadi tujuan ekspor seperti Amerika Serikat, Jepang, Inggris, serta negara-negara di Eropa, seperti Prancis, Jerman, Belanda, Belgia, dan Italia.
Dengan lancarnya mobilitas ekonomi tersebut, pada bulan Juni nilai ekspor kembali meningkat hingga US$146,36 juta. Angka tersebut bahkan lebih tinggi daripada nilai ekspor bulan Januari lalu.
Baca Juga: Jadwal Acara TV SCTV Hari Ini, 18 November 2020, Jangan Lewatkan Keseruan Sinetron Anak Band
"Pada periode semester I, Januari hingga Juni 2020, nilai ekspor industri furnitur dan olahan kayu di Jatim sebesar 868,74 juta dolar AS. Sedangkan, nilai impor sebesar 45,16 juta dolar AS. Sehingga, terjadi surplus senilai 823,58 juta dolar AS," tutur Drajat Irawan selaku Kepala Disperindag Pemprov Jawa Timur.
Industri mebel dan furnitur sendiri merupakan salah satu pendorong ekspor tersebesar di Jawa Timur karena bahan baku berupa rotan, kayu, dan bambu yang tersedia dalam keadaan melimpah.
Artikel Rekomendasi