Dampak Negatif Media Sosial: Peneliti Ini Ungkap Hal Buruk Akibat Terlalu Sering Bermain Media Sosial

- 20 April 2021, 18:03 WIB
ILUSTRASI Sosial Media
ILUSTRASI Sosial Media /Pixabay

PORTAL PROBOLINGGO - Hari ini, nyaris seluruh kalangan tak asing dengan internet, termasuk terhadap fitur ajaib bernama media sosial.

Penggunaan media sosial sebagai platform berinteraksi semakin meningkat seiring pandemi Covid 19 yang mengharuskan sejumlah aktivitas dilakukan secara virtual.

Menurut penelitian Hootsuite dan We Are Social dalam 'Global Digital Reports 2020' sekitar 64 persen atau 175,4 juta orang Indonesia telah menggunakan internet.

Baca Juga: Jadwal Final Piala Menpora 2021: PERSIB Bandung vs PERSIJA Jakarta

Sementara sekitar 59 persen atau 160 juta orang di antaranya menggunakan media sosial.

Masih dalam penelitian yang sama, disebutkan bahwa rata-rata masyarakat Indonesia menghabiskan waktu 3 jam 26 menit per hari di media sosial.

Rata-rata waktu masyarakat Indonesia menggunakan media sosial di atas rata-rata global dengan 2 jam 24 menit per hari.

Baca Juga: Artis Rio Reifan Kembali Ditangkap Polisi, Diduga Gunakan Sabu

Lebih-lebih, diketahui rata-rata penduduk Indonesia memiliki sekitar 10 akun media sosial setiap orangnya.

Fakta ini lantas menimbulkan pertanyaan: bagaimana media sosial akan mempengaruhi emosi individu penggunanya?

Derrick Wirtz, seorang profesor psikologi di University of British Columbia, Okanagan, Kanada, berupaya menganalisis dampak media sosial kepada emosi seseorang.

Baca Juga: Viral di Twitter, Petugas Minta Uang Tambahan Biaya Pembuatan SKCK, Akhirnya Diberi 5 Ribu oleh Pengunggah

Dalam studi yang diterbitkan Jorunal of Happiness Studies pada Agustus 2020, Wirtz meneliti bagaimana 3 platform besar: Facebook, Twitter, dan Instagram memengaruhi emosional penggunanya.

Studi tersebut menemukan bahwa semakin banyak orang menggunakan salah satu platform tersebut, maka semakin buruk perasaan mereka sesudahnya.

"Semakin banyak responden yang baru-baru ini menggunakan salah satu dari 3 situs tersebut, baik secara agregat atau individu, semakin banyak efek negatif yang dilaporkan," tuturnya, sebagaimana dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari Medical Daily.

Baca Juga: Kendalikan Kasus Covid-19 Selama Ramadan, Anies Perpanjang PPKM Mikro di Jakarta hingga 3 Mei 2021

Wirtz percaya efek negatif yang muncul dari respondennya ialah akibat kontak pasif di media sosial.

"Orang-orang melihat kesuksesan dan hal-hal menyenangkan yang diposting orang lain untuk kemudian membandingkannya dengan kehidupannya sendiri," tambahnya.

Hal ini, menurutnya, dapat memicu simpulan yang didasarkan pada emosi negatif: mereka menganggap kehidupannya tak sebaik orang lain.

Baca Juga: Seekor Kucing Ditangkap Polisi Panama karena Selundupkan Narkoba ke Dalam Penjara

Sejumlah pakar kemudian menyebut kondisi ini sebagai perasaan takut tertinggal sesuatu yang menarik di media sosial.

Wirtz memberi sejumlah solusi agar dampak negatif menggunakan media sosial dapat diminimalisir. Yakni dengan menjadi aktif dan menjauhi kontak pasif.

"Dengan memposting dan terlibat langsung dengan orang lain, alih-alih memperlakukan media sosial sekadar media jelajah, memungkinkan Anda merasakan manfaat interaksi secara langsung," ungkapnya.

"Dan itu dapat mengurangi dampak negatif dari penggunaan media sosial dan meningkatkan kebahagiaan penggunanya," tukasnya. ***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: Medical Daily


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x