Kematian Ahli Nuklir Mohsen Fakhrizadeh Akan Memicu Timbulnya Konfrontasi AS dan Iran

- 28 November 2020, 10:55 WIB
Ahli Nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh
Ahli Nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh /Twitter @soureh_design/Twitter

Fakhrizadeh telah digambarkan oleh dinas intelijen Barat dan Israel selama bertahun-tahun sebagai pemimpin misterius dari program bom atom rahasia yang dihentikan pada tahun 2003, yang oleh Israel dan Amerika Serikat dituduh oleh Teheran berusaha untuk memulihkannya. Iran telah lama membantah berupaya mempersenjatai energi nuklir.

"Sayangnya, tim medis tidak berhasil menyelamatkan Fakhrizadeh, dan beberapa menit yang lalu, manajer dan ilmuwan ini mencapai status kemartiran yang tinggi setelah bertahun-tahun berusaha dan berjuang," kata angkatan bersenjata Iran dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Info Covid-19 Kabupaten Probolinggo Terkini! Kasus Positif Covid-19 Bertambah 18 Kasus

Kantor berita semi-resmi Tasnim mengatakan teroris meledakkan mobil lain sebelum menembaki kendaraan yang membawa Fakhrizadeh dan pengawalnya dalam penyergapan di luar ibu kota.

Setelah kejadian itu, ada banyak pasukan keamanan yang menghentikan mobil di Teheran untuk mencari para pembunuh, kata saksi mata.

Trump, yang kalah dalam pemilihan ulangnya dari Biden pada 3 November dan meninggalkan jabatannya pada 20 Januari, menarik Amerika Serikat dari kesepakatan yang dicapai di bawah Obama, pendahulunya, yang mencabut sanksi terhadap Iran dengan imbalan pembatasan program nuklirnya.

Baca Juga: Keren! Pemprov DKI Jakarta Kembali Raih Penghargaan, Ini Dia Bidangnya

Biden mengatakan dia akan berusaha untuk memulihkan perjanjian itu, meskipun banyak analis mengatakan ini akan menjadi tujuan yang menantang.

Robert Malley, yang menjabat sebagai penasihat Iran untuk Obama dan secara informal menasihati tim Biden, mengatakan pembunuhan Fakhrizadeh adalah di antara serangkaian langkah yang telah terjadi selama minggu-minggu terakhir Trump yang tampaknya bertujuan untuk mempersulit Biden untuk terlibat kembali dengan Iran.

"Satu tujuan hanyalah untuk menimbulkan kerusakan sebanyak mungkin terhadap Iran secara ekonomi dan program nuklirnya selagi mereka bisa, dan yang lainnya bisa untuk mempersulit kemampuan Presiden Biden untuk melanjutkan diplomasi dan melanjutkan kesepakatan nuklir," kata Malley.

Halaman:

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah