WHO Ungkap Musang dan Kelinci Dapat Berpotensi Sebarkan Covid-19 ke Manusia

- 19 Februari 2021, 16:46 WIB
Ilustrasi  Kelinci.
Ilustrasi Kelinci. /Pixabay/castleguard/

PORTAL PROBOLINGGO - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengungkapkan bahwa musang dan kelinci dapat menularkan Covid-19.

Covid-19 hingga kini memang masih menjadi wabah penyakit di seluruh dunia.

Covid-19 yang kini telah memasuki satu tahun keberadaanya tak kunjung mereda dan menghilang.

Baca Juga: Daftar Sekolah Kedinasan di Bawah Lembaga Pemerintahan, Ada Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO bahkan mengungkapkan hewan seperti kelinci dan musang dapat menularkan Covid-19.

Dilansir PORTAL PROBOLINGGO dari Pikiran Rakyat "WHO Yakin Musang dan Kelinci Bisa Sebarkan Covid-19 ke Manusia", para ahli di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyelidiki asal-usul pandemi meyakini bahwa hewan musang dan kelinci yang dijual di pasar Wuhan, China dapat berperan menyebarkan Covid-19 ke manusia, menurut laporan The Wall Street Journal.

Namun, para ahli WHO mencatat perlunya penyelidikan lebih lanjut ke pemasok hewan tersebut dan hewan lain ke pasar. Mereka belum bisa memastikan daftar lengkap hewan hidup dan mati yang dijual secara legal atau ilegal di pasar tersebut.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 4 Halaman 171, dan 177 Subtema 3 Pembelajaran 6

Dikutip dari Sputnik News, Jumat, 19 Februari 2021, ahli WHO juga bersikeras bahwa China melakukan pengujian luas pada peternakan cerpelai setelah penularan dua arah SARS-CoV-2 antara manusia dan cerpelai dikonfirmasi di Eropa.

Tim ahli WHO menyelesaikan perjalanan selama empat minggu ke China minggu lalu.

Pada konferensi pers, mereka mengumumkan bahwa tidak mungkin terjadi kebocoran virus dari laboratorium, sementara peran pasar di Wuhan masih belum jelas.

Baca Juga: 7 Masakan Khas Italia Selain Pizza dan Pasta, Nomer 2 Pernah Dianggap Makanan Kelas Bawah

Para penyelidik juga meragukan bahwa kelelawar telah membawa COVID-19 ke pasar yang menunjukkan ada inang perantara.

Diberitakan Pikiran-rakyat.com sebelumnya, salah satu anggota tim ahli penyelidik WHO mengatakan China menolak memberikan data mentah tentang kasus awal Covid-19 kepada mereka.

Penolakan China tersebut berpotensi mempersulit upaya tim ahli WHO untuk memahami bagaimana wabah itu dimulai.

Baca Juga: Calon Mahasiswa 2021, Ini Besaran UKT UNAIR per Semester Jalur SNMPTN, SBMPTN, dan Mandiri

Tim WHO telah meminta data pasien mentah pada 174 kasus Covid-19 yang telah diidentifikasi China sejak fase awal wabah di kota Wuhan di China pada Desember 2019, serta kasus lainnya.

"Tetapi (kami) hanya diberikan ringkasan," kata Dominic Dwyer, seorang pakar penyakit menular Australia yang tergabung dalam tim WHO, seperti dikutip dari Reuters.

Dwyer mengatakan data mentah seperti itu dikenal sebagai "daftar baris" atau line listings.

Baca Juga: Pendaftar SNMPTN 2021 Wajib Tahu, Kenali 25 Universitas Terbaik di Indonesia Versi UniRank Tahun 2021 Berikut

Data mentah biasanya akan dianonimkan tetapi berisi rincian seperti pertanyaan apa yang diajukan kepada pasien individu mengenai tanggapan mereka dan bagaimana tanggapan dianalisis.

"Itu praktik standar untuk penyelidikan wabah," katanya kepada Reuters melalui video dari Sydney.

Dwyer juga mengatakan untuk mendapatkan akses ke data mentah sangat penting karena hanya setengah dari 174 kasus yang terpapar ke pasar Huanan, pusat makanan laut grosir yang sekarang ditutup di Wuhan tempat virus itu awalnya terdeteksi.

Baca Juga: 5 Cara Mengolah Ikan Agar Tidak Berbau Amis, Salah Satunya dengan Merendam dalam Susu

"Makanya kami ngotot minta itu. Mengapa itu tidak terjadi, saya tidak bisa berkomentar. Entah itu politik atau waktu atau sulit. Tapi apakah ada alasan lain mengapa datanya tidak tersedia, saya tidak tahu. Orang hanya akan berspekulasi," ujar Dwyer.(ulkifli Sinuhaji/Pikiran Rakyat)***

Editor: Lia Damayanti

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x