Kudeta Militer Myanmar Semakin Parah, Aparat Tembaki Tenaga Kesehatan yang Berdemo

- 15 April 2021, 20:01 WIB
Ilustrasi tenaga kesehatan. Aksi kekerasan yang dilancarkan militer Myanmar demi menumpas penolakan terhadap kudeta militer semakin parah, bahkan kini menyasar pada tenaga kesehatan.
Ilustrasi tenaga kesehatan. Aksi kekerasan yang dilancarkan militer Myanmar demi menumpas penolakan terhadap kudeta militer semakin parah, bahkan kini menyasar pada tenaga kesehatan. /Pixabay/DarkoStojanovic/

Sebagaimana diberitakan Pikiran Rakyat sebelumnya dalam artikel Jadi Barisan Terdepan Kampanye Lawan Kudeta, Tenaga Medis Malah Ditembaki Junta Militer Myanmar

Dalam kondisi yang semakin mengkhawatirkan, dilaporkan jika para pekerja medis juga turut berada di garis terdepan kampanye melawan kudeta.

Baca Juga: Gempa Guncang Nusa Tenggara Barat 5.5 Magnitude, BMKG Beri Arahan Seperti Ini

Dilaporkan kantor berita Mizzima, pada awalnya mereka berkumpul di kota kedua Mandalay. Namun, pasukan keamanan langsung tiba untuk membubarkan demonstran.

Upaya pembubaran itu pun hingga melepaskan tembakan, dan menangkap sejumlah demonstran. 

Selain itu, menurut laporan kantor berita Mizzima, pihaknya belum mendapat rincian mengenai korban jiwa atau penangkapan. Layanan BBC berbahasa Burma juga melaporkan penindasan terhadap demonstran petugas medis.

Terkait tindakan itu pun, juru bicara junta militer Myanmar tidak dapat dihubungi untuk diminta keterangan lebih lanjut.

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING IKATAN CINTA 15 April 2021 : Elsa Panik, Ricky Kembali Meneror Elsa?

Kudeta telah menyeret Myanmar ke dalam krisis setelah 10 tahun menuju demokrasi, dengan protes dan aksi pembangkangan terjadi setiap harinya. Bahkan termasuk aksi mogok pekerja di banyak sektor, yang menghentikan roda perekonomian.

Liburan Tahun Baru lima hari, yang disebut Thingyan, dimulai pada Selasa. Namun para pegiat prodemokrasi membatalkan festival tahunan itu untuk berfokus pada penentangan mereka terhadap para jenderal yang telah merebut kekuasaan.

Halaman:

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x