Teks Ceramah Maulid Nabi Muhammad SAW dengan Tema Meneladani Rasulullah

- 28 Oktober 2020, 19:21 WIB
ilustrasi maulid nabi Muhammad / pixabay.com / matponjot
ilustrasi maulid nabi Muhammad / pixabay.com / matponjot /pixabay.com / matponjot

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Dalam meneladani sifat dan sikap Rasulullah, ada satu yang sangat menonjol dari beliau yaitu kesabaran. Sebagaimana ayat yang telah kami sebutkan di awal, yakni di surat an-Nahl [16]: 125-128, disitu digambarkan betapa kesabaran merupakan kunci keberhasilan Rasulullah SAW dalam berdakwah.

Kita tentu masih ingat akan betapa susah dan menderitanya perjuangan dakwah Rasulullah SAW. Memulai dakwah di Mekah, beliau mendapatkan penolakan besar oleh kabilahnya sendiri yaitu suku Quraisy. Penolakan paling menonjol justru ditunjukan oleh paman-paman beliau sendiri yaitu Abu Jahal dan Abu Lahab.

Penolakan dari suku Quraisy di Mekah tersebut membuat Nabi memiliki ide untuk hijrah ke Thaif dan mengembangkan dakwah Islam dari sana. Thaif merupakan sebuah kota perbukitan yang amat subur di dekat kota Mekah. Disana Rasulullah menemui suku Bani Tsaqif yang notabenenya masih memiliki hubungan darah dengan Rasulullah, tepatnya, dengan nenek Rasulullah, ibu dari Hasyim bin Abdu Manaf.

Ditemani oleh mantan budak beliau, yakni Zaid bin Haritsah yang kemudian beliau adopsi sebagai anak, Nabi menemui para pemuka Bani Tsaqif yaitu Abd Yalil, Mas’ud dan Hubaib, mereka adalah anak-anak ‘Amr bin Umair Ats-Tsaqafy. Nabi meminta pertolongan kepada mereka, tetapi mereka menjawab dengan jawaban kasar. Mereka menolak dakwah Rasulullah SAW.

Setelah permintaan Rasulullah terhadap ketiga pemuka Bani Tsaqif tidak dikabulkan, Rasulullah SAW meminta agar tidak menyiarkan berita kedatangan Nabi ke Thaif kepada orang-orang Mekah.

Tetapi permintaan itu pun tidak mereka kabulkan. Mereka pun menyiarkan berita kedatangan Nabi kepada kaum kafir Quraisy di Mekah. Selain itu, mereka juga menghasut anak-anak kecil untuk melempari Nabi dengan batu hingga mata kaki Nabi Muhammad berdarah. Zaid bin Haritsah berusaha melindungi Nabi dan menjadi benteng beliau ketika beliau dilempari batu oleh anak-anak kecil.

Setelah itu, Nabi beristirahat di bawah kebun anggur yang bersampingan dengan kebun milik kakak beradik yang bernama Uthbah dan Syaibah. Mereka merupakan sahabat karib Abu Jahal. Sesampainya dikebun tersebut, Nabi berdoa,

اَللُّهُمَّ اِلَيْكَ اَشْكُوْ ضَعْفَ قُوَّتِي، وَقِلَّةَ حِيْلَتِيْ وَهَوَانِيْ عَلَى النَّاسِ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، اَنْتَ رَبُّ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ، وَاَنْتَ رَبِّي، اِلَى مَنْ تَكِلُّنِيْ اِلَى بَعِيْدٍ يَتَجَهَّمُنِيْ ؟ اَوْ اِلَى عَدُوٍّ مَلَكْتَهُ اَمْرِيْ ؟ اِنْ لَمْ يَكُنْ بِكَ غَضَبٌ عَلَيَّ فَلاَ اُبَالِيْ وَلَكِنْ عَافِيَتَكَ هِيَ اَوْسَعُ لِيْ، أَعُوْذُ بِنُوْرِوَجْهِكَ الَّذِيْ اَشْرَقَتْ بِهِ الظُّلُمَاتُ، وَصَلُحَ عَلَيْهِ اَمْرُ الدُّنْيَا وَاْلاَخِرَةِ مِنْ اَنْ تُنَزِّلَ بِي غَضَبُكَ اَوْ تَحُلُّ بِي سَخَطُكَ، لَكَ الْعَتْبَي حَتَّى تَرْضَي، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّبِكَ

Halaman:

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x