Teks Ceramah Maulid Nabi Muhammad SAW dengan Tema Meneladani Rasulullah

- 28 Oktober 2020, 19:21 WIB
ilustrasi maulid nabi Muhammad / pixabay.com / matponjot
ilustrasi maulid nabi Muhammad / pixabay.com / matponjot /pixabay.com / matponjot

“Wahai Rabb-Ku, kepada Engkaulah aku adukan kelemahan tenagaku dan kekurangan daya upayaku pada pandangan manusia. Wahai Rabb-ku yang Maha Rahim. Engkaulah Robbnya orang-orang yang lemah dan Engkaulah Robb-ku. Kepada siapa Engkau menyerahkan diriku? Kepada musuh yang akan menerkamku, atau kepada keluarga yang Engkau berikan kepadanya urusanku, tidak ada keberatan bagiku asal Engkau tidak marah kepadaku. Sedangkan afiat-Mu lebih luas bagiku. Aku berlindung dengan cahaya muka-Mu yang mulia yang menyinari langit dan menerangi segala yang gelap. Dan atas-Nyalah teratur segala urusan dunia dan akhirat. Dari Engkau menimpakan atas diriku kemarahanMu atau dari Engkau turun atasku adzab-Mu. Kepada Engkaulah aku adukan halku sehingga Engkau ridha. Tidak ada daya dan upaya melainkan dengan Engkau.”

Allah SWT menjawab doa Nabi. Malaikat Jibril dan penjaga gunung mendatangi beliau. Malaikat Jibril iba menyaksikan Rasulullah itu terluka fisik dan hatinya. Jibril berkata, “Allah mengetahui apa yang terjadi padamu dan orang-orang ini. Allah telah memerintahkan malaikat-malaikat di gunung-gunung untuk menaati perintahmu.”

Para malaikat penjaga gunung itu berkata, “Wahai Muhammad! Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan kaummu terhadapmu. Aku adalah malaikat penjaga gunung dan Rabb-mu telah mengutusku kepadamu untuk engkau perintahkan sesukamu, jika engkau suka, aku bisa membalikkan Gunung Akhsyabin ini ke atas mereka.”

Nabi dengan lembut berkata kepada Jibril dan malaikat penjaga gunung, “Walaupun mereka menolak ajaran Islam, aku berharap dengan kehendak Allah, keturunan mereka pada suatu saat akan menyembah Allah dan beribadah kepada-Nya.” Nabi bahkan berdoa yang artinya, “Ya Allah berikanlah petunjuk kepada kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengetahui.”

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Demikian mulianya akhlak Rasulullah, dan demikian luhurnya kesabaran beliau, hingga meskipun beliau disakiti sedemikian rupa oleh kaumnya sendiri, beliau tidak ingin agar mereka disakiti, beliau tetap mengharapkan agar mereka diberikan petunjuk oleh Allah SWT dan berharap semoga kelak keturunan mereka ada yang mau masuk Islam dan mengikuti agama Nabi. Andai saat itu Nabi menghendaki agar penduduk Thaif dimusnahkan, tentu pada saat ini tidak akan ada lagi penduduk Thaif yang tersisa untuk beriman.

Kesabaran Nabi ternyata menghasilkan buah yang luar biasa. Kejadian yang terjadi berikutnya adalah bukan hanya penduduk Mekah dan thaif yang beriman, namun bahkan penduduk Nusantara pun beriman. Kita, bangsa Indonesia, yang terpisah jarak ribuan tahun dan ribuan kilometer dari Rasulullah, saat ini bisa beriman, bisa mengikuti agama Rasulullah, semata-mata karena buah dari kesabaran Rasulullah SAW dalam berdakwah.

Akhirnya, Semoga kita semua bisa meneladani kesabaran Rasulullah SAW, dan bisa dikumpulkan bersama beliau kelak di hari kiamat. Amin Ya Rabbal Alamin. ***

Halaman:

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x