Demi Cegah Penularan Covid-19, Ridwan Kamil Berikan Usulan Terkait Libur Panjang Akhir Tahun

29 November 2020, 12:28 WIB
Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil (tengah) tiba di kantor Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Jumat. Ridwal Kamil dimintai klarifikasi oleh Bareskrim Polri terkait dugaan pelanggaran protokol kesehatan COVID-19 yakni adanya pengumpulan massa pada acara Rizieq Shihab di Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. /ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc./ANTARA FOTO

PORTAL PROBOLINGGO—Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan usul terkait dengan libur panjang akhir tahun. Ia menuturkan saat ini opsi pengurangan jumlah libur merupakan keputusan terbaik.

“Kalau saya cenderung mengusulkan (libur panjang akhir tahun) dikurangi (harinya),” ujarnya, Sabtu, 28 November 2020 seperti dilansir dari laman resmi Pemprov Jabar.

Menurutnya, jika libur akhir tahun dihilangkan sama sekali dapat mematikan ekonomi masyarakat di daerah wisata.

Baca Juga: Panglima TNI Ingatkan Tentang Perang di Internet, Petinggi PKS Sindir Soal OPM

Sebaliknya, jika libur akhir tahun jumlahnya sama seperti kemarin, maka potensi penyebaran Covid-19 akan semakin tinggi.

“Jadi usulan dari Jabar adalah jumlahnya jangan sepanjang (akhir) tahun karena berat buat kami (jika terjadi lonjakan) dalam menanganinya,” ujar pria yang akrab disapa Kang Emil ini.

Sebelumnya diketahui, libur akhir tahun akan dimulai sejak Kamis 24 Desember 2020 hingga Jumat 1 Januari 2021. Jika ditambah libur akhir pekan pada 2 dan 3 Januari 2021, total liburan panjang ialah 11 hari.

Baca Juga: Dukung Gerakan Tanam 50 Juta Pohon, Ridwan Kamil Targetkan Terealisasi Ditahun 2021 Mendatang

Kang Emil dalam kesempatan ini menyebutkan, pada libur panjang cuti bersama akhir Oktober 2020 lalu peningkatan kasus Covid-19 di Jabar tidak meningkat secara signifikan..

Meski begitu, Kang Emil mengatakan hal ini disebabkan oleh meningkatnya kedisiplinan warga dalam menerapkan protokol kesehatanm

Ia menyimpulkan, libur panjang berpotensi menimbulkan peningkatan kasus COVID-19, tapi di satu sisi kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan pun meningkat.

Baca Juga: Guguran Erupsi Merapi Tak Hanya Mengarah ke Sungai Gendol, Ini Penjelasan BPPTKG

“Libur panjang Oktober peningkatan kasusnya tidak setinggi libur panjang saat bulan Agustus. Jadi kesimpulannya libur panjang kemarin menimbulkan COVID-19, tapi kedisiplinan 3M meningkat,” ungkapnya.

Namun ia menuturkan penting untuk menjaga agar tidak terjadi kerumunan dalam jumlah pesat dan dalam waktu yang lama. Menurutnya penularan COVID-19 ditentukan oleh ada tidaknya keramaian warga.

Untuk itu ia tetap mengusulkan libur panjang akhir tahun jumlahnya dikurangi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi potensi keramaian di tempat wisata.

Baca Juga: Gunung Merapi Masih Mengkhawatirkan, Pemkab Klaten Perpanjang Status Darurat Potensi Letusan

“Seperti hitungan matematika, yaitu ada keramaian ada COVID-19, tidak ada keramaian tidak ada COVID-19, libur panjang ada keramaian, pasti ada (penularan) COVID-19,” pungkasnya.***

Editor: Hari Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler