Gibran dan Bobby Menang Pilkada, Pengamat Ungkap Dampak Dinasti Politik Terhadap Jokowi

- 11 Desember 2020, 09:50 WIB
Dampak dinasti politik terhadap Presiden Jokowi.
Dampak dinasti politik terhadap Presiden Jokowi. /Instagram.com/@Jokowi
 
PORTAL PROBOLINGGO—Berdasarkan hasil perhitungan cepat, anak sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka berhasil memenangkan Pilkada serentak untuk posisi Wali Kota Solo.
 
Hal yang sama pun terjadi pada menantu Jokowi, yakni Bobby Nasution. Ia berhasil memenangkan Pilkada serentak untuk memperebutkan kursi Wali Kota Medan.
 
Hasil Pilkada yang memenangkan Gibran dan Bobby semakin menebalkan stempel dinasti politik yang melekat pada Presiden Jokowi.
 
 
Bahkan stempel itu sudah mulai muncul sejak Gibran dan Bobby maju sebagai calon wali kota dalam Pilkada serentak.
 
Dilansir PORTAL PROBOLINGGO dari berita Pikiran Rakyat berjudul “Pengamat Sebut Kemenangan Gibran Rakabuming dan Bobby Nasution Tak Beri Dampak Bagi Jokowi”, pembahasan ini menjadi topik menarik dalam acara Mata Najwa yang disiarkan Trans 7 beberapa waktu lalu.
 
Menyoroti soal hasil quick count Pilkada 2020, baik putra maupun menantu Presiden Joko widodo (Jokowi) mengungguli saingan mereka.
 
 
Berkesempatan hadir, Yunarto Wijaya selaku Direktur Eksekutif Charta Politika menanggapi soal kemenangan sementara Gibran Rakabuming serta Bobby Nasution.
 
Dalam kesempatan itu Najwa Shihab menyinggung soal bagaimana kira-kira dampak dari posisi Jokowi sebagai Presiden ketika melihat putra dan menantunya menjadi pemimpin daerah.
 
“Kalau dalam konteks hubungan tata negara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah sebetulnya tidak terlalu besar dan ini bukan daerah selevel provinsi juga”, ujar Yunarto dikutip Pikiran-Rakyat.com dari YouTube Najwa Shihab yang diunggah 10 Desember 2020.
 
 
Yunarto pun menyatakan jika dilihat dari segi persepsi politik hal ini akan terus menjadi embel-embel tato permanen bagi Jokowi yang dilihat sebagai politisi biasa.
 
Kemudian cara atau terobosan-terobosan yang selama ini diperlihatkan Jokowi sebagai kelas menengah, yang masuk politik tanpa embel-embel elit partai itu akan sulit untuk di tunjukkan kembali ketika orang melihat ini adalah politik dinasti.
 
Yunarto menambahkan jika melihat Medan, seperti mengulang kembali bagaimana politik di Medan contohnya keburukan politik ini sering kali terjadi di Medan.
 
 
Hal itu dilihat Yunarto mulai dari kasus korupsi, partisipasi pemilih paling rendah kemudian sekarang masyarakat disuguhkan oleh bagian dari kekuasaan nasional dengan lawan incumbent yang juga menurut hasil survei tidak cukup baik, bahkan naik dikarenakan Wali Kotanya masuk penjara.
 
“Ini yang menurut saya menyedihkan sepertinya Medan perlu waktu lebih banyak lagi untuk melakukan transformasi besar”, ujar Yunarto.
 
Dikabarkan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya, Titi Anggraini Anggota Dewan Pembina Perludem, juga menyoroti kemenangan yang diraih Gibran Rakabuming di Solo dan Bobby Nasution di Medan.
 
 
Titi menganalisa bahwa dari hasil Quick Count di Solo dan Medan tak perlu terkejut karena dari sisi dukungan partai politik dan jumlah yang mayoritas.***(Penulis Nurul Khadijah/Pikiran Rakyat)

Editor: Naufal Ikbar


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x