Ekspor Daduk, Menjadi Inovasi Baru dalam Mengubah Sampah Menjadi Rupiah

- 17 Oktober 2020, 14:05 WIB
 Pabrik Gula Djatiroto.
Pabrik Gula Djatiroto. /Dok.bumn.go.id

Selain bermanfaat secara ekonomis, pengambilan daduk dari kebun juga memiliki pengaruh lainnya untuk pertumbuhan tebu, dan memilki berbagai manfaat lainnya seperti menjadikan tebu menjadi bersih dari daduk yang menempel.

" Selain menambah nilai ekonomis, karena daduk dianggap sampah, pengambilan daduk dapat bertujuan untuk membersihkan tanaman tebu dari daduk yang menempel di batang", ujar Nanik.

Hal itu dapat menaikkan proses pembentukkan gula dalam batang tebu dan mendorong tebu cepat masak, memperbaiki sanitasi kebun, dan membantu mempermudah persiapan lahan setelah tebu ditebang untuk pengolahan lahan selanjutnya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Virgo Hari Ini, Sabtu 17 Oktober 2020, Ayo Sebarkan Banyak Kebahagiaan

"Tentunya tidak semua diambil habis masih ada yang dibiarkan agar terurai dan menambah unsur hara tanah lahan", terang Nanik kemudian.

Pihak program ekspor SCT mengumpulkan daduk setiap hari selama musim giling dan mengolah daduk hingga siap dikirim ke luar negeri.

" Daduk kering sebagai bahan SCT dikumpulkan setiap hari selama musim giling oleh Tim khusus pencari daduk dari kebun HGU Jatiroto, yang dekat dengan lokasi pabrik SCT untuk kemudian dicacah dengan mesin crusher, dengan panjang cacahan 3 hingga 5 cm", ujar Nanik.

Baca Juga: Jadwal Acara GTV Hari Ini 17 Oktober 2020, Jangan Lewatkan Spongebob SquarePants Movie

Setelah bahan akan dijemur dibawah sinar matahari hingga kering. Setelah kering dengan kelembaban 12% siap untuk dipressing.

Faktor cuaca sangat mempengaruhi proses pengeringan bahan SCT hingga supply bahan baku daduk yang masih belum stabil, menjadi kendala saat ini.

Halaman:

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x