Menjadi Nama Sebuah Rumah Sakit di Surabaya , Berikut Sejarah Singkat Dokter Soetomo

- 24 Oktober 2020, 14:27 WIB
Rumah Sakit dr.Soetomo.
Rumah Sakit dr.Soetomo. /Dok. RSU dr. Soetomo

 

PORTAL PROBOLINGGO – Siapa yang tidak familiar dengan sebuah nama Rumah Sakit di Kota Surabaya ini? Rumah Sakit Dokter Soetomo.

Rumah Sakit ini merupakan Rumah Sakit tertua di Surabaya yang dibangun pada tahun 29 Oktober 1938.

Rumah Sakit ini menjadi Rumah Sakit terbesar dan menjadi pusat rujukan di wilayah Timur Indonesia.

Baca Juga: Resep Pie Buah, Perpaduan Manisnya Krim dan Segarnya Buah

Selain itu juga berfungsi sebagai Rumah Sakit pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya

Nama Dokter Soetomo, diambil dari nama seorang tokoh kebangkitan nasional yang mendirikan sebuah organisasi bernama Budi Utomo.

Dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari berbagai sumber, berikut sejarah singkat Dokter Soetomo.

Baca Juga: Liburan Ke Cilacap? Jangan Lupa Mampir Warung Seafood Di Pantai Jetis, Murah Gak Bikin Kantong Jebol

Soetomo (bernama asli Subroto) lahir di Ngepeh, Loceret, Nganjuk, Jawa Timur, pada 30 Juli 1888. Pada waktu belajar di STOVIA (Sekolah Dokter) ia sering bertukar pikiran dengan pelajar-pelajar lain tentang penderitaan rakyat akibat penjajahan Belanda.

Terkesan oleh saran Dokter Wahidin untuk memajukan pendidikan sebagai jalan untuk membebaskan bangsa dari penjajahan, pada 20 Mei 1908 para pelajar STOVIA mendirikan Budi Utomo, organisasi modern pertama yang lahir di Indonesia dan Soetomo diangkat sebagai ketuanya. Tujuan organisasi itu ialah memajukan pengajaran dan kebudayaan.

Setelah lulus dari STOVIA tahun 1911, Soetomo bertugas sebagai dokter, mula-mula di Semarang, lalu dipindahkan ke Tuban, Lubuk Pakam (Sumatera Timur) dan akhirnya ke Malang.

Baca Juga: 15 Nama Bayi untuk Perempuan dan Laki-laki Terinspirasi Oleh Pahlawan Super

Sewaktu bertugas di Malang, Soetomo berhasil membasmi wabah pes yang melanda daerah Magetan. Sering berpindah tempat itu ternyata membawa manfaat.

Soetomo semakin banyak mengetahui kesengsaraan rakyat dan secara langsung dapat membantu mereka. Sebagai dokter, adakalanya pasien dibebaskan dari pembayaran.

Soetomo memperoleh kesempatan memperdalam pengetahuan di Belanda tahun 1919. Setibanya kembali di tanah air, Soetomo melihat kelemahan yang ada pada Budi Utomo.

Baca Juga: Sejarah Dibalik Peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

Waktu itu sudah banyak berdiri partai politik. Karena itu, diusahakannya agar Budi Utomo bergerak di bidang politik dan keanggotaannya terbuka buat seluruh rakyat.

Pada tahun 1924 Dokter Soetomo mendirikan Indonesische Studie Club (ISC) yang merupakan wabah bagi kaum terpelajar Indonesia.

ISC berhasil mendirikan sekolah tenun, bank kredit, koperasi dan sebagainya. Pada tahun 1931 ISC berganti nama menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI).

Baca Juga: Turun Tipis! Info Harga Emas UBS Sabtu 24 Oktober 2020 di Pegadaian

Di bawah pimpinan Soetomo, PBI cepat berkembang. Sementara itu, tekanan-tekanan dari Pemerintah Belanda terhadap pergerakan nasional semakin keras, oleh karena itu, pada Desember 1935 Budi Utomo dan PBI digabungkan menjadi satu dengan nama Parindra.

Soetomo diangkat menjadi ketua. Parindra berjuang untuk mencapai Indonesia merdeka. Selain bergerak di bidang politik dan kedokteran, Soetomo juga giat di bidang kewartawanan dan memimpin berbagai surat kabar.

Akhirnya pendiri Budi Utomo, tokoh kebangkitan nasional ini menghembuskan nafas terakhir tanggal 30 Mei 1938 di Surabaya, Jawa Timur, pada umur 49 tahun.***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini