Atlas Papua adalah peta interaktif real-time yang menunjukkan sebaran perkebunan dan jalan di wilayah Papua, dikembangkan oleh Center for International Forestry Research (CIFOR).
Menurut laporan terbaru lainnya oleh Greenpeace, 11.300 hektar (28.000 acre) konsesi Korindo terbakar dari 2015 hingga 2019.
Baca Juga: Antisipasi Erupsi Gunung Merapi, Stupa Candi Borobudur Ditutup Terpal
Pada tahun 2017, Mighty Earth mengajukan pengaduan terhadap Korindo, yang mengontrol sebagian besar perkebunan kelapa sawit di Papua, kepada Forest Stewardship Council, yang dianggap sebagai badan sertifikasi terkemuka dunia untuk industri kehutanan berkelanjutan.
Setelah penyelidikan selama dua tahun, FSC, yang telah mensertifikasi beberapa operasi kehutanan Korindo, menyimpulkan dalam sebuah laporan yang sangat disunting bahwa ada “bukti yang tidak diragukan lagi” bahwa telah terjadi pembukaan hutan alam skala besar di dalam konsesi Korindo.
Namun, FSC mengatakan tidak menemukan bukti yang cukup kuat tentang pembakaran yang disengaja.
Baca Juga: Update Harga Logam Mulia Emas Galeri 24 Hari Ini Jumat 13 November 2020, 1 Gram Rp 973 Ribu
Dan sebagai tanggapan atas tuduhan terbaru, Korindo mengatakan kepada BBC bahwa kebakaran di konsesinya adalah kebakaran alami yang disebabkan oleh kekeringan ekstrim atau dimulai oleh penduduk desa berburu tikus liar raksasa yang bersembunyi di bawah tumpukan kayu.
Namun penduduk desa yang tinggal di sekitar perkebunan PT Dongin Prabhawa mengatakan bahwa mereka melihat karyawan Korindo membakar lahan perusahaan selama beberapa tahun yang sesuai dengan temuan investigasi visual.***
Artikel Rekomendasi