Tak Hanya Tempe dan Tape, 7 Makanan Tradisional Ini Ternyata Juga Merupakan Produk Fermentasi

- 4 Desember 2020, 11:33 WIB
Kecap.
Kecap. /pixabay.com/ANDRODYN


PORTAL PROBOLINGGO - Keragaman kuliner di Indonesia merupakan salah satu topik yang selalu menarik untuk dibahas, salah satunya adalah produk fermentasi.

Produk-produk fermentasi di Indonesia merupakan sesuatu yang terbilang unik karena dibuat pertama kali pada zaman dulu kala bahkan ketika industri belum secanggih saat ini.

Makanan khas Indonesia yang merupakan hasil fermentasi yang umum dijumpai antara lain adalah tempe, tape, dan oncom.

Baca Juga: Khabib Nurmagomedov Buka Peluang Kembali Bertarung di UFC Asal Tiga Syarat Ini Terpenuhi

Namun ada beberapa makanan lain di berbagai daerah di Indonesia yang ternyata juga merupakan hasil fermentasi.


Dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari berbagai sumber, berikut makanan tradisional Indonesia selain tempe dan tape yang ternyata merupakan produk fermentasi.

1. Kecap

Pelengkap makanan ini merupakan hasil fermentasi kedelai hitam yang kemudian dicampur dengan bahan lain seperti gula dan garam agar menciptakan citarasa yang pas. 

Baca Juga: Info Terkini Covid-19 di Dunia, Angka Kematian Melampaui 1,5 Juta Jiwa

Di negara-negara seperti Tiongkok dan Jepang, kecap difermentasi dengan bakteri Aspregillus oryzae atau Aspergillus soyae, sedangkan di Indonesia kecap difermentasi menggunakan bantuan Aspergillus wentii.

2. Brem

Makanan khas Jawa Timur yang kerap menjadi oleh-oleh ini merupakan hasil fermentasi air sari ketan dengan bantuan ragi tape Saccharomyces cereviseae.

Fermentasi dilakukan dengan memeram air sari ketan yang sudah diberi ragi semalaman hingga terbentuk lapisan putih kekuninggan yang cukup padat.

Baca Juga: BLACKPINK Kejutkan Penggemar dengan Adakan Konser Online Bertajuk THE SHOW, Begini Cara Nontonnya

Selama pemeraman, terdapat reaksi kimia yang menghasilkan asam organik dan alkohol. Itulah yang menyebabkan brem memiliki aroma alkohol dan sedikit rasa asam.

3. Tauco 

Pelengkap masakan berbahan dasar kedelai ini merupakan hasil pengaruh dari makanan-makanan khas Tiongkok. Untuk membuat tauco, awalnya kedelai direbus dan dihaluskan terlebih dulu lalu diaduk bersama sedikit tepung terigu yang kemudian direndam dalam air garam yang diberi sedikit ragi tempe atau kecap.

Proses fermentasi yang dilakukan dengan menjemurnya di bawah sinar matahari memerlukan wakt berhari-hari hingga menimbulkan warna kecoklatan dan aroma yang khas.

Baca Juga: Rekor Kandang Tak Terkalahkan Melawan Arsenal, Jose Mourinho: Itu Tidak Berarti Apa-apa

4. Tempoyak 

Makanan khas Lampung ini menggunakan durian sebagai bahan dasarnya. Umumnya, tempoyak dijadikan makanan pendamping nasi atau sebagai bumbu masakan.

 Hal yang unik dari tempoyak adalah fermentasinya yang dilakukan tanpa diberi ragi atau bakteri fermentasi sebelumnya.

Fermentasi pada tempoyak terjadi secara alami akibat pemeraman daging durian yang dibungkus dengan rapat. Dalam proses ini, durian yang mengandung fruktosa akan mengundang bakteri fermentasi dengan sendirinya.

Baca Juga: Banjir Kembali Melanda di Kabupaten Banyumas dan Kota Prabumulih, Provinsi Sumatera Selatan

5. Pakasam

Pakasam sebagai produk fermentasi memang tidak sepopuler tape, tempe, atau oncom. Pakasam merupakan makanan khas suku Banjar asal Kalimantan Selatan yang terbuat dari ikan air tawar. 

Biasanya ikan air tawar yang digunakan adalah yang umum dijumpai seperti lele, nila, atau ikan mas.

Fermentasi pakasam dilakukan dengan melumuri ikan segar dengan garam lalu didiamkan selama dua hari. Setelahnya, ikan dilumuri dengan beras ketan dan dibiarkan selama seminggu hingga menghasilkan rasa asam dan tekstur yang lembut.

Baca Juga: Atasi Permasalahan antar Umat Beragama, Kemenag Luncurkan Aplikasi Pendeteksi Konflik

6. Lemea

Lemea merupakan makanan khas Suku Rejang, suku tertua di Pulau Sumatera selain suku Melayu. Makanan ini berbahan dasar cincangan bambu muda yang dicampur dengan ikan air tawar seperti ikan mujair dan sepat. 

Setelah mencampur bahan-bahan, dilakukan fermentasi dengan menyimpannya ke dalam wadah dan diperam selama tiga hari. 

Lemea memiliki aroma yang tajam dan terkesan tidak sedap. Namun, siapa sangka banyak orang yang menyukai lemea sebagai makan lauk nasi dicampur dengan ikan.

Baca Juga: Menaker Ida Fauziah Terkonfirmasi Positif Terpapar Covid-19, Begini Kondisinya

7. Dangke           

Dangke merupakan makanan tradisonal khas Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan merupakan hasil fermentasi susu sapi atau kerbau.

Untuk membuat dangke, susu sapi atau susu kerbau diberi getah pepaya dan campuran garam hingga menghasilkan makanan yang bertekstur lembut seperti tahu dengan rasa mirip keju. 

Dangke diketahui mengandung betakaroten yang cukup tinggi sehingga sangat baik dan menyehatkan untuk dikonsumsi. 

Dangke tak hanya bisa dikonsumsi secara langsung, tapi juga kerap diolah kembali menjadi makanan lain seperti krupuk dangke, dangke tumis, dangke bakar dan lainnya.*** 

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini