Presiden Prancis Kunjungi Kota Nice Pasca Serangan di gereja, Macron: Prancislah yang Diserang

30 Oktober 2020, 15:42 WIB
Prancis siaga satu usai teror di Nice. /Instagram/emmanuelmacron/

PORTAL PROBOLINGGO - Prancis sedang menghadapi ketakutan setelah beberapa orang ditikam pada sebuah gereja di kota Nice Mediterania, sehingga mendorong negara tersebut untuk menaikkan status siaga keamanannya ke tingkat tertinggi.

Seorang penyerang bersenjatakan pisau memenggal seorang wanita dan membunuh dua orang lainnya di gereja Notre Dame di kota Nice, Prancis.

Pria itu memasuki gedung dan menggorok leher seorang pegawai gereja, memenggal sebagian kepala seorang wanita tua, dan melukai wanita lain dengan parah, menurut sumber polisi.

Baca Juga: Skandal Chanyeol EXO Makin Memanas, Orang Diduga Kenalan Chanyeol Angkat Suara

"Karyawan dan wanita tua itu tewas di tempat, wanita lainnya berhasil keluar dari gereja menuju cafe terdekat, tetapi dia kemudian meninggal karena luka-lukanya," kata Walikota Nice Christian Estrosi kepada wartawan di tempat kejadian.

Namun sejauh ini belum ada korban yang disebutkan.

Dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari Al Jazeera, serangan tersebut terjadi pada hari Kamis 29 Oktober 2020 sekitar jam 9 pagi waktu setempat, dan itu terjadi hanya beberapa hari setelah ribuan orang berkumpul di seluruh Prancis dalam solidaritas dengan guru Samuel Paty yang dipenggal kepalanya karena telah menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya.

Baca Juga: Lolos Pengumuman CPNS 2019? Berikut Cara Buat SKCK Secara Online

Menurut laporan, pria yang diduga melakukan serangan itu adalah seorang Tunisia berusia 21 tahun yang tiba di Eropa beberapa pekan lalu, kata sumber yang dekat dengan penyelidikan tersebut.

Tersangka mendarat pada akhir September di pulau Lampedusa Italia, di mana dia ditempatkan di karantina virus oleh pihak berwenang sebelum dibebaskan dengan perintah untuk meninggalkan wilayah Italia.

“Tersangka ditembak polisi saat ditahan. Dia sedang dalam perjalanan ke rumah sakit, dia masih hidup, ”kata Walikota Estrosi.

Baca Juga: Resep Pastel Isi Bihun, Jajanan Pasar yang Mudah Dibuat

Konfrontasi dan serangan lain dilaporkan di kota Avignon, Prancis selatan, di mana polisi membunuh seorang pria yang mengancam orang yang lewat dengan pistol.

Tak lama setelah serangan Nice, polisi di kota Lyon mengatakan mereka menangkap seorang Afghanistan yang terlihat membawa pisau sepanjang 30 cm (12 inci) saat mencoba naik trem.

Di Arab Saudi, televisi pemerintah melaporkan seorang pria Saudi ditangkap di kota Jeddah di Laut Merah setelah menyerang dan melukai seorang penjaga di konsulat Prancis. Kedutaan Prancis mengatakan penjaga itu berada di rumah sakit meskipun nyawanya tidak dalam bahaya.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Yogyakarta dan Jakarta, 30 Oktober 2020, BMKG: Waspada Hujan Petir

Presiden Emmanuel Macron yang mengunjungi Nice setelah serangan itu dan menyebutnya sebagai 'serangan teroris Islam'.

Macron mengumumkan peningkatan pengawasan gereja oleh patroli militer Sentinelle Prancis, yang akan diperkuat menjadi 7.000 tentara dari 3.000.

“Jelas sekali, Prancislah yang diserang,” kata Macron.

"Jika kami diserang, itu karena nilai-nilai kami."tambahnya.

Perdana Menteri Jean Castex menaikkan kewaspadaan keamanan Prancis ke level tertinggi dan mengatakan tanggapan pemerintah akan tegas.

Baca Juga: Pecahkan Rekor! Terjadi Penambahan Kasus Positf Covid-19 Harian Lebih dari 500 Ribu Orang

Di Paris, para legislator di Majelis Nasional mengheningkan cipta selama satu menit sebagai solidaritas dengan para korban. Walikota Paris, Anne Hidalgo, mengatakan orang-orang Nice dapat mengandalkan dukungan dari kota Paris dan Paris.

Seorang perwakilan dari Dewan Perancis untuk Iman Muslim mengutuk keras serangan itu. "Sebagai tanda duka cita dan solidaritas dengan para korban dan orang yang mereka cintai, saya menyerukan kepada semua Muslim di Prancis untuk membatalkan semua perayaan hari raya Maulid."

Baca Juga: Tundukkan Sparta Praha 3-0, AC Milan Puncaki Grup H Liga Eropa

Hari libur tersebut merupakan hari lahir Nabi Muhammad dan dirayakan pada hari Kamis.

Para pemimpin dunia menyatakan solidaritas dengan Prancis setelah serangan itu.***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler