Presiden Prancis Kunjungi Kota Nice Pasca Serangan di gereja, Macron: Prancislah yang Diserang

- 30 Oktober 2020, 15:42 WIB
Prancis siaga satu usai teror di Nice.
Prancis siaga satu usai teror di Nice. /Instagram/emmanuelmacron/

Tersangka mendarat pada akhir September di pulau Lampedusa Italia, di mana dia ditempatkan di karantina virus oleh pihak berwenang sebelum dibebaskan dengan perintah untuk meninggalkan wilayah Italia.

“Tersangka ditembak polisi saat ditahan. Dia sedang dalam perjalanan ke rumah sakit, dia masih hidup, ”kata Walikota Estrosi.

Baca Juga: Resep Pastel Isi Bihun, Jajanan Pasar yang Mudah Dibuat

Konfrontasi dan serangan lain dilaporkan di kota Avignon, Prancis selatan, di mana polisi membunuh seorang pria yang mengancam orang yang lewat dengan pistol.

Tak lama setelah serangan Nice, polisi di kota Lyon mengatakan mereka menangkap seorang Afghanistan yang terlihat membawa pisau sepanjang 30 cm (12 inci) saat mencoba naik trem.

Di Arab Saudi, televisi pemerintah melaporkan seorang pria Saudi ditangkap di kota Jeddah di Laut Merah setelah menyerang dan melukai seorang penjaga di konsulat Prancis. Kedutaan Prancis mengatakan penjaga itu berada di rumah sakit meskipun nyawanya tidak dalam bahaya.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Yogyakarta dan Jakarta, 30 Oktober 2020, BMKG: Waspada Hujan Petir

Presiden Emmanuel Macron yang mengunjungi Nice setelah serangan itu dan menyebutnya sebagai 'serangan teroris Islam'.

Macron mengumumkan peningkatan pengawasan gereja oleh patroli militer Sentinelle Prancis, yang akan diperkuat menjadi 7.000 tentara dari 3.000.

“Jelas sekali, Prancislah yang diserang,” kata Macron.

Halaman:

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini