Jokowi Sampaikan Jutaan Vaksin Covid-19 Sudah Tiba di Indonesia, Bagaimana Keamanannya?

- 7 Desember 2020, 07:40 WIB
Presiden Jokowi
Presiden Jokowi /BPMI Setpres/Lukas

PORTAL PROBOLINGGO—Vaksin Covid-19 Sinovac telah tiba di Indonesia. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Presiden Jokowi dalam keterangan pers, Minggu, 6 Desember 2020.
 
Jokowi menuturkan, saat ini Indonesia sudah kedatangan 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 Sinovac.
 
“Hari ini pemerintah sudah menerima 1,2 juta dosis vaksin pencegah Covid-19,” katanya.
 
 
Menurut Jokowi, di bulan ini Indonesia akan kembali kedatangan vaksin tambahan dalam bentuk bahan baku sebanyak 15 juta dosis.
 
Kemudian di Januari 2021 nanti, Indonesia akan kembali kedatangan vaksin Covid-19 siap guna sebanyak 1,8 juta dosis dan 30 juta dosis dalam bentuk bahan baku.
 
Sebelum vaksinasi dimulai, Jokowi menginginkan seluruh prosedur ilmiah dalam rangka persiapan vaksinasi harus dilalui dengan baik.
 
 
Lalu bagaimana dengan keamanan vaksin Covid-19 Sinovac? Kepala Badan POM Penny K Lukito memberikan jawaban atas pertanyaan ini.
 
Ia mengungkapkan BPOM akan terus melakukan pengawasan pada vaksin Sinovac, mulai datang dalam bentuk bahan baku datang, proses produksi, sampai dengan distribusinya.
 
“Termasuk pengawalan pada tahap uji klinis 3 yang berjalan di Bandung,” ungkap Penny seperti dilansir dari siaran pers Bio Farma.
 
 
Dalam kesempatan ini, Penny pun menjelaskan, BPOM telah melakukan pemeriksaan terhadap proses pembuatan vaksin Sinovac di Beijing.
 
“Baru – baru ini Badan POM juga sudah melakukan audit ke Sinovac pada November 2020 yang lalu, untuk melaksanakan audit, guna memastikan proses pengembangan dan produksi vaksin corona di fasilitas Sinovac di Beijing sesuai dengan kaidah – kaidah dari Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)”, katanya.
 
Beberapa waktu lalu tim Uji Klinis Fase 3 Vaksin Covid-19 dr. Rodman Tarigan menjelaskan, sejauh ini belum ada laporan mengenai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang serius atau Serious Adverse Event (SAE) atau kejadian serius yang tidak diinginkan dari para relawan yang diduga berhubungan dengan vaksin atau kegiatan vaksinasi. 
 
 
Sementara itu Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M. Faqih menegaskan, tenaga medis tidak akan menggunakan vaksin Sinovac bila tidak ada izin dan jaminan keamanan dari BPOM.
 
“Kami, Ikatan Dokter Indonesia, yang sehari-hari melakukan upaya pelayanan kesehatan dilapangan, menggunakan obat, menggunakan vaksin, kalau tidak distempel oleh Badan POM kita tidak berani melakukan,” tegasnya.
 
“Karena Badan POM itu memiliki otoritas untuk menyatakan obat, vaksin ini aman, berkhasiat dan bermutu. Kalau tidak ada stempel Badan POM, semua dokter tidak ada yang berani melakukan (penggunaan obat dan vaksin),” ujarnya menambahkan.***

Editor: Naufal Ikbar


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x