Konflik Polisi dan FPI, Ternyata Menteri Orde Baru dan Gusdur Ungkap Kekhawatirannya

- 8 Desember 2020, 20:25 WIB
Tangkapan layar Sarwono Kusuma Armadja dalam sebuah acara Kementrian Lingkungan Hidup
Tangkapan layar Sarwono Kusuma Armadja dalam sebuah acara Kementrian Lingkungan Hidup /twitter.com/kementrianLHK/

Dua kelompok yang dimaksud adalah sektarian dan inklusif (terbuka). Tren belakangan ini, menurutnya mengkhawatirkan karena banyak yang mempercayai pandangan sektarian ini.

"Mungkin kita dihadapkan pada konflik yang tak terhindarkan, dengan kelompok sektarian melawan kelompok inklusif.

Baca Juga: Lowongan Kerja Desember 2020, PT Rajawali Nusindo Membuka Posisi Bagi Minimal Lulusan S1

Apa yang paling saya khawatirkan adalah peningkatan pandangan sektarian secara meluas dengan peningkatan penerimaan pandangan ini oleh banyak orang." Katanya dilansir dari South China Morning Post pada Senin, 7 Desember 2020.

Di sisi lain, peneliti dari ISEAS-Yusof Institute dari Singapura, Quinton Temby menuturkan bahwa kejadian tersebut akan digunakan untuk membentuk narasi bahwa rezim Jokowi adalah tiran yang membenci agama islam.

"bentrokan baru-baru ini akan menyuplai kepada narasi bahwa pemerintah saat ini merupakan sebuah bentuk rezim tirani anti islam." katanya dilansir dari sumber yang sama.

Baca Juga: Pilkada 2020, Ini 15 Prokes yang Harus Diketahui, Salah Satunya Bawa Alat Tulis Sendiri

Menurutnya, FPI akan secara efektif menggunakan 6 orang laskar yang meninggal sebagai martir dalam propagandanya melawan rezim.

Irjen Pol. Fadli Imran menyatakan bahwa terjadi penyerangan terhadap anggota Polri yang sedang melaksanakan tugas.

Penyerangan ini terjadi pada pukul 00:30 WIB di Tol Jakarta - Cikampek km 50.

Halaman:

Editor: Lia Damayanti

Sumber: Jurnal Presisi


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini