Usai Pilkada, Ustadz Abdul Somad Lebih Pilih Dicaci Maki Daripada Disanjung Hingga Jadi Fir'aun

- 12 Desember 2020, 11:35 WIB
Ustadz Abdul Somad
Ustadz Abdul Somad /Tangkapan layar YouTube.com/ Karni Ilyas Club//

PORTAL PROBOLINGGO—Penyelenggara Pilkada serentak di sejumlah daerah di Indonesia telah berlangsung beberapa waktu lalu.

Namun rupanya, penyelenggaraan Pilkada serentak itu meninggalkan kesen tersendiri bagi pendakwah kondang, Ustadz Abdul Somad (UAS)

Hal ini diungkapkan oleh UAS melalui cuitan di akun Twitter pribadinya, yakni @UAS_AbdulSomad beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Seseorang Bongkar Kebiasaan Ustadz Abdul Somad yang Tak Diketahui Banyak Orang, Bikin Netizen Heran

Dalam cuitan tersebut, UAS mengungkapkan Pilkada menjadi salah satu sarana bagi dirinya untuk menerapkan ceramah yang ia sampaikan selama ini.

Seperti dilansir PORTAL PROBOLINGGO dari berita Galamedia News berjudul “Dibully, Dihina, dan Dicaci Maki, Ustadz Abdul Somad: Lama-lama Saya Bisa Jadi Fir’aun”, UAS menyampaikan ceramahnya selama ini menekankan pada tiga aspek, yakni pendidikan, politik dan ekonomi.

“Mengaplikasikan ceramah saya selama ini, bahwa perbaikan pada tiga aspek, yakni pendidikan, ekonomi, dan politik. Saat pilkada saya berijtihad, yakni memilih paslon, meminta komitmen, dan mendukung,” jelasnya.

Baca Juga: Delapan Bahan Herbal yang Dapat Mengontrol Gula Darah Bagi Penderita Diabetes

Meski melakukan tiga langkah tersebut, UAS menyatakan tidak terlalu memikirkan “jagoannya” menang atau kalah.

“Saya tidak berfikir menang atau kalah. Karena Allah hanya menilai perjuangan, bukan hasilnya,” jelasnya.

Meski begitu, UAS mengaku merasa sudah menang sebelum pencoblosan. Ia pun membeberkan sejumlah alasannya.

Baca Juga: Pecinta Tanaman Hias Wajib Punya! Berikut 10 Jenis Aglonema Berdaun Cantik, Ada Aglonema Super Red

“Saya menang melawan godaan uang, mobil dan jabatan. Saya menang melawan DIAM cari selamat. Saya menang melawan pesan-pesan dari Jakarta, ‘Uas jangan berpihak!’. Begini cara saya melawan,” ungkapnya.

Ia pun menyatakan, Pilkada sebagai ajang ujian hati.

“Kalau tausiyah, orang datang merebut tangan saya untuk bersalaman. Saat pilkada, saya masuk ke pasar, menyalami orang, sambil berpesan, ‘Jangan lupa ya pak, bu, nanti coblos nomor ...’.”

“Dibully, dihina, dicaci maki di medsos itu menyadarkan diri saya bahwa saya bukan siapa-siapa. Kalau terus dimuliakan, disanjung, lama-lama saya bisa jadi fir’aun,” tandasnya.***(Penulis Dicky Aditya/Galamedia News)

Editor: Naufal Ikbar


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x