Mengetahui hal tersebut, pemerintah kolonial tidak langsung menuduh Cipto terlibat dalam pemberontakan. Tjipto kemudian Pada 19 Desember 1927 dibuang ke Banda, Kepulauan Maluku.
Baca Juga: Jokowi Ingin Industri Batu Bara Tak Hanya Ekspor Barang Mentah
Dari Banda, ia dipindahkan ke Bali, kemudian ke Makassar, lalu diungsikan lagi ke Sukabumi, Jawa Barat. Hal ini kemudian membuat penyakit asma Tjipto makin parah.
Hingga akhirnya ia dibawa kembali ke Jakarta untuk mendapatkan pertolongan yang lebih baik. Namun nyawanya tidak dapat tertolong, pada 8 Maret 1943 Tjipto Mangoenkoesoemo, sang dokter rakyat anti feodal, wafat.***
Artikel Rekomendasi