Sejarah Dibalik Peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

24 Oktober 2020, 06:30 WIB
Ilustrasi Sumpah Pemuda /freepix.com

 

PORTAL PROBOLINGGO - Sejarah Sumpah Pemuda yang diperingati pada tanggal 28 Oktober menjadi momen penting mengingat perjuangan dan semangat para pemuda Indonesia.

Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Indonesia dilaksanakan selama dua kali. Kongres Pemuda tersebut digagas oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI).

PPPI adalah sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat. Sehingga menghasilkan Sumpah Pemuda.

Baca Juga: Kartu ATM Hilang atau Tertelan? Jangan Panik, Lakukan 5 Hal Berikut Ini

Rapat Pertama, dilaksanakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond

Rapat pertama tersebut dilaksanakan pada hari Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng. Dalam sambutannya, Soegondo berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda.

Acara dilanjutkan dengan penjelasan Moehammad Jamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Rapat Kedua, dilaksanakan di Gedung Oost-Java Bioscoop.

Baca Juga: Warga Jakarta Bisa Bayar Pajak Kendaraan Bermotor via Drive Thru, Ini Caranya

Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, sependapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

Rapat Ketiga, dilaksanakan di Gedung Indonesische Clubhuis Kramat.

Pada sesi berikutnya, Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional.

Baca Juga: 5 Film Indonesia Terbaik Era 2000an, Salah Satunya 'Ada Apa Dengan Cinta?'

Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia” karya Wage Rudolf Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia, berbunyi :

PERTAMA.

KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE,
TANAH INDONESIA.

Baca Juga: Niat dan Tata Cara Sholat Istikharah, Lengkap dengan Doanya

KEDOEA.

KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE,
BANGSA INDONESIA.

KETIGA.

KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN,
BAHASA INDONESIA.

Baca Juga: Cara Memperoleh Sertifikafikasi Guru, Ini Persyaratan yang Harus Disiapkan!

Itulah Sejarah dan isi sumpah pemuda yang berawal dari kongres para pemuda Indonesia, acara kongres tersebut digelar pada tanggal 28 Oktober 1928.***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Tags

Terkini

Terpopuler