“Saya tidak berfikir menang atau kalah. Karena Allah hanya menilai perjuangan, bukan hasilnya,” jelasnya.
Meski begitu, UAS mengaku merasa sudah menang sebelum pencoblosan. Ia pun membeberkan sejumlah alasannya.
Baca Juga: Pecinta Tanaman Hias Wajib Punya! Berikut 10 Jenis Aglonema Berdaun Cantik, Ada Aglonema Super Red
“Saya menang melawan godaan uang, mobil dan jabatan. Saya menang melawan DIAM cari selamat. Saya menang melawan pesan-pesan dari Jakarta, ‘Uas jangan berpihak!’. Begini cara saya melawan,” ungkapnya.
Ia pun menyatakan, Pilkada sebagai ajang ujian hati.
“Kalau tausiyah, orang datang merebut tangan saya untuk bersalaman. Saat pilkada, saya masuk ke pasar, menyalami orang, sambil berpesan, ‘Jangan lupa ya pak, bu, nanti coblos nomor ...’.”
- Dibully, dihina, dicaci maki di medsos itu menyadarkan diri saya bahwa saya bukan siapa-siapa.
- Kalau terus dimuliakan, disanjung, lama-lama saya bisa jadi fir'aun— Ustadz Abdul Somad Lc,.MA. F. (@UAS_AbdulSomad) December 10, 2020
“Dibully, dihina, dicaci maki di medsos itu menyadarkan diri saya bahwa saya bukan siapa-siapa. Kalau terus dimuliakan, disanjung, lama-lama saya bisa jadi fir’aun,” tandasnya.***(Penulis Dicky Aditya/Galamedia News)
Artikel Rekomendasi