PKS-Demokrat Kecam Presiden Perancis, Tuntut Macron Tarik Ucapan hingga Desak Pemerintah Tegas

- 30 Oktober 2020, 17:40 WIB
PKS-Demokrat kecam Presiden Perancis.
PKS-Demokrat kecam Presiden Perancis. /Instagram.com/@agusyudhoyono/@syaikhu_ahmad_

Kemudian, Ahmad meminta Macron untuk menarik ucapannya dan meminta maaf kepada warga dunia, khususnya umat Muslim. 

“Kami percaya bahwa kebebasan berekspresi harus dijunjung dan digunakan untuk saling percaya dan menghormati antar setiap agama dan kepercayaan,” terang Ahmad.

“Kami menolak praktik apa pun yang menimbulkan kebencian, kekerasan, Islamofobia, ekstremisme, dan tindakan terorisme. Kami juga percaya bahwa Barat dan dunia Muslim dapat membangun dialog yang konstruktif dan membina hubungan perdamaian dan toleransi,” pungkasnya.

Baca Juga: Kabar Gembira! BPJS Kesehatan Beri Keringanan Pembayaran di Masa Pandemi

Sementara itu Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan kecaman serupa. Menurutnya, dilihat dari sisi mana pun, tindakan Macron tidak dapat dibenarkan.

“Kebebasan dalam demokrasi harus didasari pada toleransi dan penghormatan terhadap keberagaman, termasuk dalam konteks agama,” ujar AHY di Twitter, Kamis, 29 September 2020.

“Masyarakat Perancis dengan demokrasi yang mapan tentu paham, menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai kartun bisa melukai umat Islam dunia. Sayang, hal semacam itu seolah dibiarkan berulang-ulang,” sambungnya.

Baca Juga: Prancis Nyatakan Status Darurat Tertinggi dan Terjunkan Ribuan Personel, Buntut dari Serangan

AHY menuturkan, sebagai negara demokrasi seharusnya Perancis bisa menjadi contoh baik dalam perlindungan hak-hak kelompok minoritas. Ia meyakini, seharusnya demokrasi dan kebebasan harus diiringi dengan sikap toleransi.

Dalam kesempatan ini, AHY pun meminta pemerintah untuk bersikap tegas. Indonesia sebagai negara Muslim terbesar, menurutnya mempunyai tanggung jawab moral untuk menyuarakan aspirasi umat Islam di dunia.

Halaman:

Editor: Elita Sitorini


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah