PORTAL PROBOLINGGO - Awan merupakan massa tetesan air atau kristal beku yang terkandung di atmosfer dan berada di atas permukaan bumi maupun planet lain.
Hal ini bisa terjadi karena adanya proses pengembunan dan pemadatan uap air yang ada di udara setelah mereka berada pada titik jenuhnya.
Bila diperhatikan, awan terlihat memiliki tampilan fisik yang berbeda. Ada yang berbentuk gumpalan-gumpalan, ada yang bentuknya tak beraturan dan sangat lebar, serta ada yang bentuknya seperti beberapa garis lurus.
Awan-awan tersebut memiliki nama, ketinggian, dan ciri-ciri atau asal yang berbeda-beda, dan bahkan beberapa di antaranya merupakan penanda suatu peristiwa atau fenomena alam tertentu.
Baca Juga: Tanaman Hias Mudah Terkena Hama? Beginilah Tips Sederhana Membasmi Hama
Baca Juga: Cara Menghindari Agar Tidak Kena Tag Link Porno di Facebook
Berdasarkan ketinggiannya, awan dibedakan menjadi empat golongan. Apa sajakah itu?
Berikut PORTAL PROBOLINGGO sajikan jenis-jenis awan dari kelompok ketiggiannya dikutip dari berbagai sumber:
Awan tingkat tinggi (5-13 km):
1. Cirrus
Cirrus merupakan satu jenis awan paling umum yang bisa dilihat kapan pun. Awan yang terbuat dari kristal es ini umumnya berbentuk tipis dengan terlihat seperti benang sutra.
Tak bisa dilihat kapan saja dan punya bentuk yang khas, awan jenis ini juga dapat dibedakan dari awan lainnya terutama ketika sore hari karena akan terlihat berwarna kuning cerah atau merah sebelum matahari terbit atau setelah matahari terbenam.
Baca Juga: Resep Pink Lava Richeese ala Rumahan, Mudah Anti Gagal
Awan Cirrus biasanya memperlihatkan warna cerah itu jauh sebelum awan lainnya dan menghilang beberapa saat kemudian.
2. Cirrocumulus
Awan ini termasuk yang paling indah ketika tampak dan berada sekitar 5 km di atas permukaan dengan pola menyerupai bulu putih kecil yang menyebar di atas langit.
Tak jarang Awan Cirrocumulus terlihat berwarna keabu-abuan sehingga sering disebut dengan 'langit makarel' karena seperti sisik ikan.
Awan jenis ini tidak pernah menghasilkan curah hujan, tapi bisa menjadi pertanda cuaca dingin. Selain itu, awan ini juga terkenal jarang berinteraksi dengan jenis awan lain untuk membentuk struktur awan yang lebih besar.
Baca Juga: Resep Pink Lava Richeese ala Rumahan, Mudah Anti Gagal
Baca Juga: Ikatan Cinta Rabu 21 April 2021, Belum Pulang ke Rumah, Nino Curiga ke Elsa?
3. Cirrostratus
Awan ini memiliki tampilan berupa lembaran tipis yang tak jarang terlihat seperti sehelai selimut bergelombang.
Awan Cirrostratus adalah awan yang tembus cahaya sehingga matahari atau bulan akan tetap terlihat.
Warnanya bervariasi, dari abu-abu terang hingga putih. Awan Cirrostratus yang terlihat putih murni menandakan bahwa awan ini menyimpan kabut.
Awan Cirrostratus mengandung kristal yang tak jarang mampu membiaskan cahaya dari matahari atau bulan sehingga menghasilkan efek semu seperti pelangi yang menyilaukan.
Baca Juga: Resep dan Cara Mudah Membuat Menu Sahur Cah Sawi Putih Sehat dan Praktis
Baca Juga: Penting! Inilah Daftar Nomor Telepon Darurat di Indonesia yang Harus Kamu Ketahui
Awan Cirrostratus hampir selalu bergerak ke arah barat. Ketika awan ini terlihat, biasanya curah hujan akan segera terjadi dalam 24 jam ke depan.
Awan tingkat menengah (2-7 km):
1. Altocumulus
Awan Altocumulus umumnya berada pada ketinggian menengah, sehingga sebagian awan ini terbentuk oleh tetesan air.
Awan Altocumulus biasanya muncul di antara awan Stratus yang berada di ketinggian rendah dan awan Cirrus yang ada di ketinggian yang lebih tinggi.
Awan ini diketahui menghasilkan curah hujan mulai dari ringan hingga sedang.
Baca Juga: Cara Isi Saldo Shopee di ShopeePay, Mudah Cuma 5 Menit Selesai
2. Altostratus
Awan ini sering dikaitkan dengan berkaitan erat dengan hujan ringan pada negara tropis dan salju di negara empat musim.
Meski awan jenis ini tidak dapat memproduksi hujan lebat, tapi Awan Altostratus bisa berubah menjadi awan Nimbostratus yang dipenuhi dengan kelembaban hingga menghasilkan hujan deras.
Warna awan Altostratus umumnya abu-abu dan bentuknya sangat halus.
3. Nimbostratus
Nimbostratus merupakan perpaduan dari Bahasa Latin yang berarti Nimbus 'hujan' dan Stratus 'menyebar' sehingga awan Nimbostratus diartikan sebagai awan yang menghasilkan hujan lebat dengan lapisan yang tebal dan gelap.
Baca Juga: Top 10 Rating Acara TV Terbaik Selasa 20 April 2021, Piala Menpora Kembali Saingi Ikatan Cinta
Baca Juga: Protes Bermunculan, Chairman European Super League Florentino Perez Angkat Bicara
Dari arti namanya dapat disimpulkan bahwa awan inilah yang sering muncul ketika cuaca sedang mendung dan terlihat sangat gelap/berwarna abu-abu tua.
Bahkan, karena gelapnya awan ini, cahaya matahari pun tak bisa menembus awan ini.
Awan tingkat rendah (0-2 km):
1. Awan Stratocumulus
Awan stratocumulus merupakan jenis awan rendah yang seringkali banyak ditemui pada daerah pantai, terutama saat senja.
Awan ini memliki bentuk seperti bola yang menggulung-gulung serta memiliki lapisan yang tipis dan akan terlihat memiliki warna atas putih cerah serta kelabu cerah di bagian bawahnya.
Baca Juga: Puisi Elegi 10 November, Cocok Dibacakan saat Memperingati Hari Pahlawan
Baca Juga: Ikatan Cinta Kembali Menuai Prestasi, Kemenparekraf Beri Penghargaan Ini
Jenis awan ini berpotensi mendatangkan hujan lokal, terutama jika massa air yang dimilikinya telah memenuhi kapasitas untuk menimbulkan hujan meski sangat jarang untuk terjadi.
Munculnya awan ini juga menandakan atmosfer yang berada disekitar awan tersebut cenderung stabil, sehingga awan ini akan terlihat diam dalam beberapa waktu.
2. Awan Stratus
Ketika di pagi hari, atau di puncak gunung terlihat kabut tebal berwarna putih, maka itu adalah Awan Stratus.
Awan stratus merupakan jenis awan yang terbentuk pada ketinggian sekitar 2000 m dan memiliki beberapa lapisan yang melebar serta membentang ke segala arah.
Baca Juga: Lirik Lagu Tokecang yang Berasal dari Jawa Barat, Ini Arti Dan Maknanya
Karena memiliki bentuk berlapis-lapis, maka awan ini membuat pemandangan sekitar menjadi tertutupi.
Di samping itu, ketika awan stratus ata kabut ini muncul dalam jumlah yang cukup banyak dan pada satu tempat, maka bisa mengakibatkan hujan lokal.
Awan vertikal (450 m dari permukaan tanah)
1. Cumulus
Awan ini sering menjadi pertanda bahwa cuaca pada hari tersebut akan normal atau cerah.
Awan yang berbentuk memanjang ke atas dan tebal ini memiliki nama yang diambil dari kata dalam bahasa latin "cumulo" yang berarti tumpukan.
Baca Juga: Sedang Hits Dikalangan Pecinta Tanaman, Ini Tanaman Hias Indoor yang Banyak Diburu
Baca Juga: Harga dan Spesifikasi Lengkap Handphone Vivo V20 dan X50 Pro
Awan Cumulus terbentuk akibat tidak stabilnya tekanan udara di atmosfer. Jika keadaan ini terus berlanjut, maka awan ini bisa tumbuh dan berubah menjadi awan cumulonimbus.
Awan ini memiliki kandungan berupa butiran air serta es yang sangat dingin, sehingga dalam waktu tertentu bisa menimbulkan hujan es.
Ciri khas dari Awan Cumulusa adalah adanya kilauan berwarna putih ketika ada bagian yang terkena cahaya matahari.
Jenis awan ini merupakan awan yang paling sering dilihat dan dapat memproduksi hujan ringan. Ia dapat ditemukan di berbagai dunia bahkan di daerah kutub.
Baca Juga: Surah Al Mulk Ayat 11-20 Arab, Latin, dan Terjemahan Bahasa Indonesia
Baca Juga: Resep Gulai Daun Singkong Khas Padang, Gurih dan Pedas Dalam Satu Sajian
2. Cumulonimbus
Awan Cumulonimbus merupakan perkembangan dari Awan Cumulus dengan bentuk yang lebih besar serta menjulang ke atas seperti kubah dan berwarna abu-abu hingga gelap.
Awan ini erat hubungannya dengan hujan deras yang disertai angin dan petir. Selain itu, Awan Cumulonimbus juga sering dianggap sebagai awan yang berbahaya karena di dalamnya terdapat banyak sekali muatan-muatan listrik.
Awan ini berbentuk vertikal dan memanjang dari 1 hingga 8 km dan kadang disebut juga sebagai "tower cloud".
Karena itulah awan ini menjadi satu-satunya yang masuk ke dalam dua kategori, yaitu awan tingkat rendah dan awan tingkat tinggi.
Baca Juga: Teks Puisi Dongeng Marsinah oleh Sapardi Djoko Damono
Baca Juga: Inilah 7 Manfaat Air Kelapa yang Menakjubkan Menurut Sains, Tak Bisa Dianggap Remeh
Pada ketinggian rendah, awan ini terbentuk dari butiran air, sementara pada ketinggian di atas 6 km ia terbentuk dari kristal es.
Awan Cumulonimbus biasa terlihat pada saat sore hari di musim panas dan semi atau musim kemarau, yaitu pada saat permukaan bumi melepaskan energi panas. Kemunculan awan ini dikaitkan dengan munculnya badai di suatu tempat.***