BPBD DIY Tengah Pantau Gunung Merapi dari Udara, Ditemukan Banyak Longsoran Baru

- 28 November 2020, 09:08 WIB
Pantauan Gunung Merapi./BPBD DIY
Pantauan Gunung Merapi./BPBD DIY /

PORTAL PROBOLINGGO - Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tengah melakukan kegiatan pemantauan perkembangan aktivitas Gunung Merapi.

Pemantauan tersebut dilakukan melalui udara menggunakan helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada hari Jumat, 27 November 2020 kemarin.

Dalam kegiatan tersebut, dilakukan untuk memonitoring wilayah yang nantinya dapat diambil langkah lebih lanjut apabila terdapat sesuatu yang tidak seperti biasanya.

Baca Juga: Ahli Nuklir Iran Tewas dalam Serangan di Teheran, Israel: Kami Tak Mau Berkomentar

Hal tersebut kemudian akan dikaji kaitannya dengan mitigasi kebencanaan bagi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai yang berhulu di lereng Gunung Merapi.

Endro Sambodo, Tim Reaksi Cepat BPBD DI Yogyakarta mengatakan bahwa pantauan tersebut dilakukan sebagai evaluasi.

"Bagi kami, sebagai bahan evaluasi untuk mitigasi masyarakat di bantaran sungai yang berhulu di lereng Gunung Merapi," kata Endro.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 28 November 2020, Reyna Diculik, Rumah Tangga Andin dan Al Makin Rumit

Adapun hasil monitoring melalui udara tersebut, Endro menyebut ada banyak material longsoran baru dari puncak Gunung Merapi.

"Secara sekilas, terdapat banyak material longsoran baru," ujar Endro.

Menurut Endro, longsoran tersebut mengarah ke lereng yang secara dominan menuju ke barat dan barat daya.

Baca Juga: Rose Membocorkan Rencana Masa Depan BLACKPINK, Kolaborasi Baru?

Sedangkan dilihat dari morfologinya material longsoran tersebut mengarah ke hulu Kali Senowo, Kali Putih dan Kali Lamat.

Endro juga melaporkan untuk wilayah barat daya, terdapat beberapa material yang berada di lereng yang mengarah masuk ke hulu Kali Boyong dan Kali Krasak.

Sedangkan untuk sisi tenggara di hulu Kali Gendol, kata Endro, terlihat ada longsoran material baru. Perkiraan sementara longsoran tersebut berasal dari bukaan kawah di dinding sebelah barat.

Baca Juga: Mahfud MD dan Gatot Nurmantyo Tiba-Tiba Bicarakan Ini Hingga Seret Nama Mantan Ketua NU DIY

Sebagai bahan untuk kajian lebih lanjut,Tim Reaksi Cepat BPBD DIY melaporkan hasil pantauan tersebut ke Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) agar dapat dianalisa lebih lanjut.

Sebelumnya, Kepala BPPTKG Hanik Humaida menemukan adanya jejak material guguran sisa erupsi Gunung Merapi tahun 1998 di sisi barat yang mengarah ke Kali Senowo dan Kali Lamat, serta sisa lava erupsi tahun 1948, saat melakukan pantauan udara menggunakan helikopter BNPB.

Menurut Hanik, adanya guguran dari material lama yang berada di kawah-kawah dari sisi luar dan mengarah ke sisi barat.

Baca Juga: Komentar Menteri Denmark Tentang Seks Sebelum Menikah, Mengundang Kemarahan Umat Islam

"Dari pemantauan udara tadi terlihat jejak-jejak material guguran di sisi barat, yaitu di Lava (sisa erupsi tahun) 1998 yang mengarah ke hulu Kali Senowo dan Kali Lamat, serta di Lava (sisa erupsi tahun) 1948," ujar Hanik.

Hanik juga memperkirakan guguran material dari aktivitas Gunung Merapi pada tahun ini dapat berpotensi mengarah ke aliran hulu Kali Senowo dan Kali Lamat. Akan tetapi, pihaknya belum dapat menentukan secara pasti arah dari aliran tersebut.

"Itu material lama yang jatuh ke arah barat laut yaitu Sungai Senowo dan Sungai Lamat, tapi masih di hulu. Sementara untuk potensi bahaya, arahnya masih ke Sungai Gendol," kata Hanik.

Baca Juga: Lirik Lagu The Bitterlove dan Terjemahannya, Lagu yang Dipopulerkan oleh Ardhito Pramono

"Tapi melihat guguran juga terjadi di barat laut, maka potensi ke arah itu juga ada. Hanya saja kami masih belum bisa menentukan arah pastinya,” tambahnya.

Melihat hal ini, Hanik Humaida juga berharap hasil pengamatan tersebut kemudian dapat memberikan gambaran para pengambil kebijakan agar membuat keputusan dengan baik, dalam kaitan pengurangan risiko bencana dan penguatan kapasitas lainnya.***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: BNPB


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini