Gara-Gara Tidak Ada Ventilator, Dokter di Surabaya yang Positif Covid-19 Meninggal Dunia

- 5 Desember 2020, 14:10 WIB
Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. /Pixabay/Jeyaratnam Caniceus

Hingga kini, angka tersebut masih tertinggi dengan angka kematian tertinggi di wilayah Asia Tenggara dan data menunjukkan bahwa situasi kian memburuk.

Di Pamekasan, salah satu wilayah dari Kepulauan Madura dimana tempat Dr. Sadjono bekerja sebagai kepala rumah sakit selama beberapa tahun, di sana tak ada ventilator.

Baca Juga: Kabar Vaksin Covid 19: Susul Inggris, Bahrain Setujui Penggunaan Vaksin Pfizer bagi Warganya

Namun ketika radiologis berusia 67 tahun tiba di Rumah Sakit Muhamad Noer di Pamekasan, ia membutuhkan Ventilator.

Ahli paru yang merawat Dr. Sardjono di Pamekasan mengatakan bahwa saat ini rumah sakit tengah penuh dan itu terjadi dimana-mana.

Sementara itu, menantu dari Dr. Sardjono, Arif Rahman mengatakan bahwa kematian dari mertuanya menjadi salah satu pertanda bagaimana kurangnya fasilitas yang dimiliki oleh rumah sakit nasional dalam menangani pandemi.

Baca Juga: Jokowi Lepas Ekspor Produk Indonesia Dari 133 Perusahan Senilai Rp23,48 Triliun

Ia menyampaikan bahwa salah satu yang terpenting adalah ventilator. Di Pamekasan di mana selalu menjadi rujukan bagi area lain, kurangnya fasilitas ini sangat disayangkan.

Sementara di Surabaya, rumah sakit saat ini selalu penuh.

Ketika ditanya mengapa Dr. Sardjono tak dapat menemukan ventilator, juru bicara dari Pemerintahan Surabaya mengatakan bahwa mereka terlambat dalam mencari bantuan dan itu bukanlah kesalahan dari kota tersebut.

Halaman:

Editor: Naufal Ikbar


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini