PKS-Demokrat Kecam Presiden Perancis, Tuntut Macron Tarik Ucapan hingga Desak Pemerintah Tegas

- 30 Oktober 2020, 17:40 WIB
PKS-Demokrat kecam Presiden Perancis.
PKS-Demokrat kecam Presiden Perancis. /Instagram.com/@agusyudhoyono/@syaikhu_ahmad_

PORTAL PROBOLINGGO—Presiden PKS Ahmad Syaikhu melontarkan kecaman keras kepada Presiden Perancis Emmanuel Macron. Menurutnya apa yang dilakukan Macron menyakiti hati umat Islam Indonesia.

Kecaman itu disampaikan oleh Ahmad melalui surat terbuka yang dimuat dalam laman resmi partai, Jumat, 30 Oktober 2020. Surat terbuka tersebut merupakan tanggapan PKS atas pernyataan Macron yang mendukung pembuatan karikatur Nabi Muhammad.

“Saya menulis surat ini sebagai tanggapan atas pernyataan Anda yang mengatakan bahwa Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis hari ini, di seluruh dunia," tulis Ahmad dalsm suratnya.

"Lebih jauh, Anda juga membela karikatur yang menghina Nabi Muhammad SAW dan mencoba menstigmatisasi citra Islam dengan aksi terorisme,” tambahnya

Baca Juga: Sikapi Pernyataan Presiden Prancis, PBNU Minta Presiden Hormati Agama Lain

Dalam surat ini, Ahmad menyebutkan apa yang dilakukan Macron akan berdampak pada ketertiban dan perdamaian dunia. Ia pun menyebut itu sebagai tindakan provokatif.

“Kami mengutuk keras setiap tindakan provokatif dan penghinaan yang berusaha mencemarkan nama baik agama apapun, tidak terkecuali Islam,” seru Ahmad.

“Kami menentang narasi berbasis kebencian dan penghinaan terhadap Islam, termasuk tindakan tidak menghormati Nabi kami, Muhammad SAW. Apa yang Anda sampaikan menunjukkan nihilnya penghormatan terhadap keberagaman, kesetaraan dan keadilan,” sambungnya.

Baca Juga: Buntut Polemik Kartun Nabi Muhammad, Media Perancis Serang Erdogan

Kemudian, Ahmad meminta Macron untuk menarik ucapannya dan meminta maaf kepada warga dunia, khususnya umat Muslim. 

“Kami percaya bahwa kebebasan berekspresi harus dijunjung dan digunakan untuk saling percaya dan menghormati antar setiap agama dan kepercayaan,” terang Ahmad.

“Kami menolak praktik apa pun yang menimbulkan kebencian, kekerasan, Islamofobia, ekstremisme, dan tindakan terorisme. Kami juga percaya bahwa Barat dan dunia Muslim dapat membangun dialog yang konstruktif dan membina hubungan perdamaian dan toleransi,” pungkasnya.

Baca Juga: Kabar Gembira! BPJS Kesehatan Beri Keringanan Pembayaran di Masa Pandemi

Sementara itu Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan kecaman serupa. Menurutnya, dilihat dari sisi mana pun, tindakan Macron tidak dapat dibenarkan.

“Kebebasan dalam demokrasi harus didasari pada toleransi dan penghormatan terhadap keberagaman, termasuk dalam konteks agama,” ujar AHY di Twitter, Kamis, 29 September 2020.

“Masyarakat Perancis dengan demokrasi yang mapan tentu paham, menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai kartun bisa melukai umat Islam dunia. Sayang, hal semacam itu seolah dibiarkan berulang-ulang,” sambungnya.

Baca Juga: Prancis Nyatakan Status Darurat Tertinggi dan Terjunkan Ribuan Personel, Buntut dari Serangan

AHY menuturkan, sebagai negara demokrasi seharusnya Perancis bisa menjadi contoh baik dalam perlindungan hak-hak kelompok minoritas. Ia meyakini, seharusnya demokrasi dan kebebasan harus diiringi dengan sikap toleransi.

Dalam kesempatan ini, AHY pun meminta pemerintah untuk bersikap tegas. Indonesia sebagai negara Muslim terbesar, menurutnya mempunyai tanggung jawab moral untuk menyuarakan aspirasi umat Islam di dunia.

“Untuk itu, mewakili Demokrat saya mendorong dan mendukung pemerintah Indonesia untuk bersikap tegas. Pemanggilan Dubes Perancis oleh Kementerian Luar Negeri harus pastikan pesan Indonesia benar-benar didengar,” tutur AHY

Baca Juga: Tidak Adanya Kluster Baru Setelah Demo, Kominfo Tegaskan Virus Covid-19 Bukan Konspirasi

“Jangan membiarkan kontroversi ini berlarut-larut dan timbulkan hal-hal tidak produktif di tengah pandemi,” pungkasnya.***

Editor: Elita Sitorini


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini